Madrasah hebat bermartabat- Lebih baik madrasah - Madrasah lebih baik

Breaking News

15 September 2023

Program Gerakan Literasi dan Budaya religi An-nahdhiyyah MI NU Miftahul Falah

 

PROGRAM GERAKAN LITERASI MADRASAH (GaLiH)

MI NU MIFTAHUL FALAH UNDAAN TENGAH KUDUS

Pengertian Literasi Madrasah dalam konteks GaLiH adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara. GaLiH merupakan sebuah upaya  madrasah yang dilakukan madrasah  sebagai organisasi pembelajaran yang literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.



Adapun tujuannya untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi madrasah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Madrasah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Selain itu bertujuan juga agar  menumbuhkembangkan budaya literasi di madrasah; meningkatkan kapasitas stakeholder dan lingkungan madrasah agar literat; menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar stakeholder madrasah mampu mamanagepengetahuan; menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.


GaLiH di MI NU Miftahul Falah diharapkan akan menciptakan ekosistem pendidikan di MI yang literat. Ekosistem pendidikan yang literat adalah lingkungan yang menyenangkan dan ramah peserta didik, sehingga menumbuhkan semangat warganya dalam belajar; semua warganya menunjukkan empati, peduli, dan menghargai sesama; menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan; memampukan warganya cakap berkomunikasi dan dapat berkontribusi kepada lingkungan sosialnya; dan mengakomodasi partisipasi seluruh warga madrasah dan lingkungan eksternal MI

Pelaksanaan Program Gerakan Literasi Madrasah Ibtidaiyyah NU Miftahul Falah melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1.  Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai one day one riding. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring (read aloud) dan membaca dalam hati (sustained silent reading)

2.  Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.

3.  Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan  menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

4.  Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah, antara lain perpustakaan, pojok baca kelas, area baca, kebun sekolah, kantin, UKS, dll. Untuk menumbuhkan minat baca warga madrasah, bahan kaya teks 

5.  Melibatkan komunitas di luar sekolah yaitu misalnya pihak  PKL dan KKN dari Madrasah Aliyah dan Perguruan Tinngi yang sedang bekerjasama dalam pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan pojok baca kelas.

6.  Memilih buku bacaan yang baik .

7.  Menyediakan sarana perpustakaan yang representatif, pojok baca di tiap kela

GaLiH di MI NU Miftahul Falah dilaksanakan secara bertahap dengan mempertimbangkan kesiapan madrasah. Kesiapan ini mencakup kesiapan kapasitas madrasah (ketersediaan fasilitas, sarana, prasarana literasi), kesiapan wargamadrasah (peserta didik, tenaga guru, orang tua, dan komponen masyarakat lain), dan kesiapan sistem pendukung lainnya (partisipasi publik, dukungan kelembagaan, dan perangkat kebijakan yang relevan).

Untuk memastikan keberlangsungannya dalam jangka panjang, GaLiH di MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah  dilaksanakan dalam Sanggar Bahasa yang berupa latihan baca puisi,pidato, MC (Pembawa Acara) maupun dongeng


Adapun prinsip-prinsip kegiatan membaca antara lain :

  • Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku bacaan, bukan buku teks pelajaran.
  • Buku yang dibaca/dibacakan adalah buku yang diminati oleh peserta didik. Peserta didik diperkenankan untuk membaca buku yang dibawa dari rumah.
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini tidak diikuti oleh tugas-tugas menghafalkan cerita, menulis sinopsis, dan lain-lain.
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini dapat diikuti dengan diskusi informal tentang buku yang dibaca/ dibacakan, atau kegiatan yang menyenangkan terkait buku yang dibacakan apabila waktu memungkinkan. Tanggapan dalam diskusi dan kegiatan lanjutan ini tidak dinilai/dievaluasi.
  • Kegiatan membaca/membacakan buku di tahap pembiasaan ini berlangsung dalam suasana yang santai dan menyenangkan.Guru menyapa peserta didik dan bercerita sebelum membacakan buku dan meminta mereka untuk membaca buku.

 Kegiatan membaca dan penataan lingkungan kaya literasi pada tahap pembiasaan antara lain :

1.  Membaca buku cerita/pengayaan selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan membaca yang dapat dilakukan adalah membacakan buku dengan nyaring dan membaca dalam hati .

2.  Memperkaya koleksi bacaan untuk mendukung kegiatan 15 menit membaca.

3.  Memfungsikan lingkungan fisik sekolah melalui pemanfaatan sarana perpustakaan, pojok baca di tiap kelas

4.  Melibatkan komunitas di luar sekolah seperti perpustakaan keliling ataumpihak lain(PKL,KKN) dalam kegiatan 15 menit membaca dan pengembangan sarana literasi, serta pengadaan buku-buku koleksi perpustakaan dan sudut buku kelas.

5.  Memilih buku bacaan yang baik .

Sarana literasi mencakup perpustakaan sekolah, pojok baca kelas, dan area baca. Perpustakaan berfungsi sebagai pusat pembelajaran di MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah. Pengembangan dan penataan perpustakaan menjadi bagian penting dari pelaksanaan gerakan literasi MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah dan pengelolaan pengetahuan yang berbasis pada bacaan. Perpustakaan yang dikelola dengan baik mampu meningkatkan minat baca peserta didik MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah dan menjadikan mereka pembelajar sepanjang hayat. Perpustakaan MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah sangat berperan dalam mengkoordinasi pengelolaan pojok baca kelas, area baca, dan prasarana literasi lain di MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah

Fungsi perpustakaan MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah  adalah sebagai pusat pengelolaan pengetahuan dan sumber belajar yang dikelola oleh guru yang diberi tugas sebagai seksi perpustakaan.

Pojok Baca Kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku bacaan dan karya peserta didik yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan minat baca peserta didik. Pojok Baca Kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah, yaitu mendekatkan buku kepada peserta didik. Pojok Baca Kelas dikelola oleh guru, peserta didik, dan orang tua

Untuk menumbuhkan budaya literasi di lingkungan sekolah, ruang kelas perlu diperkaya dengan bahan-bahan kaya teks. bahan kaya teks diantaranya adalah: 

1.  karya-karya peserta didik berupa tulisan, gambar, atau grafik;

2.  poster-poster yang terkait pelajaran, poster buku, poster kampanye membaca, dan poster kampanye lain yang bertujuan menumbuhkan cinta pengetahuan.

3.  dinding kata; papan buletin

4.  label nama-nama peserta didik /setiap benda di ruang kelas; mainan alfabet

5.  jadwal harian, pembagian kelompok tugas kelas;

6.  surat, resep, kupon, kliping, foto kegiatan peserta didik;

7.  buku dan sumber informasi lain (koran, majalah, buletin);

8.  perangkat berkarya dan menulis seperti alat tulis, alat warna, alat gambar,    kertas gambar, kertas bekas, busa, kertas prakarya, surat, kertas surat, amplop, koran bekas, kertas sampul, dll;

9.  ucapan selamat datang dengan bermacam bahasa sesuai brand kelas masing-masing, kata-kata yang memotivasi di sepanjang teras sekolah, dan tempat-tempat lain yang mudah dilihat; dan

One Day One Writing. Siswa untuk dapat bercerita ia butuh banyak pengalaman baik dengan cara membaca, mendengar, melihat, maupun mengalami. Tetapi untuk dapat menulis mesti dilengkapi dengan inovasi, imajinasi dan kreatifitas.

Saat dicoba pada orang-orang sekeliling kita tentang kalimat apa yang biasa ditulis di awal cerita, maka data yang paling banyak kita peroleh diantaranya adalah kalimat pada suatu hari, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan diantara wali murid pun menyampaikan hal yang sama, ini menjadi perhatian tersendiri akan arti pentingnya kreatifitas, inovasi dan imaginasiyang musti diajarkan, diingatkan dan dikembangkan dalam sebuah kegiatan pembiasaan agar menulis menjadi baik bagi siswa kita.

One Day One Writing merupakan kegiatan siswa, yang diprogramkan sekolah yang didampingi guru dan dilaksanakan siswa setiap hari di madrasah, siswa yang tidak kreatif/inovatif/imajinatif cenderung menggunakan kalimat yang sama, contoh dalam hal judul di hari Senin siswa menulis cerita yang berjudul Pergi ke Rumah Nenek, esoknya hari selasa judulnya Pergi ke Rumah Kakek, hari Rabu judulnya Pergi Ke Desa.

      Penggunaan kalimat di awal cerita hari senin sampai Jumat diawali oleh kalimat  Pada suatu hari  bahkan terjadi di mayoritas siswa dalam kelas, tentunya ini tidak akan pernah terulang karena selalu diingatkan dan dibimbing oleh Bapak/Ibu Guru. Kelas kecil menulis pantun, puisi, sajak, maupun puisi dan kelas besar menulis cerita

      Kegiatan One Day One Writing muaranya adalah tumbuhnya Sikap religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggungjawab akan terbentuk.

    Kamis religiusSuatu hal baik yang tidak dibiasakan akan kalah dengan sesuatu hal buruk yang senantiasa dibiasakan (Umar bin Khattab), terlalu sering kita lihat karakter seseorang tampak dari kebiasaan, oleh karenanya pembiasaan berkarakter musti terus dibiasakan dalam keseharian


     Kamis religius di hari Kamis adalah upaya membiasakan perilaku berkarakter siswa yang tidak hanya di madrasah namun saat di luar madrasah, di rumah, dan di masyarakat pun tetap membiasakan hal yang baik dalam setiap perilakunya.

      Pola kegiatan Kamis religius di hari Kamis MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah  adalah rutinitas pekan-an (mingguan) bagi seluruh siswa untuk membaca wadhifah sebagai berikut :

1.  Yasiinan

2.  Hafalan Juz 30 (Surah Pendek)

3.  Al-barzanji

4.  Tahlil

    Manfaat yang dirasakan dari kegiatan Kamis Religius  adalah:

1.  Ketaatan keagamaan secara alamiah berkat pembiasaan dalam membaca Alqur’an,

2.  Bertambahnya kecintaan kepada Allah, rasulnya, wali-wali Allah, orang tua

3.  Sedini mungkin mampu membaca Alquran, Al-barzanji dan tahlil sebaga amalan Ahlus Sunnah Wal jamaah An nahdhiyyah

 

 

Comments
0 Comments

No comments:

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Kabarmadrasah.com