Madrasah hebat bermartabat- Lebih baik madrasah - Madrasah lebih baik

Breaking News
Showing posts with label Aswaja. Show all posts
Showing posts with label Aswaja. Show all posts

17 September 2025

Urgensi Kolaborasi Pilar Pendidikan

 

Mendidik anak itu bukan perkara instan. Ia bukan seperti mie instan yang cukup diseduh lima menit, lalu siap disantap. Pendidikan sejati adalah sebuah proses panjang, kadang melelahkan, tapi penuh makna. Ia butuh kesabaran, pembiasaan yang konsisten, dan tentu saja keikhlasan hati.

Pendidikan tidak hanya dimulai dari kelas atau madrasah. Justru akar pendidikannya berawal sejak dini di rumah—dari teladan orang tua—dan tumbuh subur dalam lingkungan yang mendukung. Dalam Islam, mendidik anak adalah amanah besar. Allah memuliakan para guru, mengangkat derajat orang-orang berilmu, dan memberi keutamaan kepada mereka yang sabar dalam mendidik. Tapi, sebesar apa pun peran guru, pendidikan anak tidak akan pernah utuh tanpa campur tangan orang tua.


Ibarat tanaman, madrasah bisa menanam benih, guru bisa menyiram, tapi ladangnya tetap rumah. Orang tualah yang setiap hari merawat akar, batang, dan daun agar tumbuh kuat. Karena itu, tiga pilar utama pendidikan anak—madrasah, keluarga, dan lingkungan—tidak boleh berjalan sendiri-sendiri.


Sayangnya, masih ada orang tua yang beranggapan bahwa tugas mendidik sepenuhnya ada di guru. Anak dititipkan ke madrasah, lalu seolah selesai urusan. Padahal, pendidikan sejati justru dimulai ketika anak pulang ke rumah. Misalnya, guru sudah menanamkan disiplin dengan membiasakan datang tepat waktu, tapi kalau di rumah anak dibiarkan tidur larut malam dan bangun kesiangan, maka benih disiplin itu akan mudah layu.


Atau contoh lain, di madrasah anak diajarkan untuk berkata jujur. Namun, jika di rumah ia melihat orang tuanya berbohong kecil—misalnya bilang ke tamu, “Bilang saja Ayah tidak ada,” padahal sedang di kamar—pesan kejujuran akan goyah. Anak belajar bukan hanya dari apa yang ia dengar, tapi lebih kuat dari apa yang ia lihat.


Di sinilah pentingnya sinergi. Orang tua bukan penonton, melainkan mitra utama guru dalam mendidik. Pembiasaan akhlak, adab, tanggung jawab, dan semangat belajar tidak bisa hanya dengan ceramah. Anak-anak butuh contoh nyata. Ketika mereka melihat guru dan orang tua seirama dalam sikap dan nilai, maka pendidikan akan tertanam kuat dalam dirinya.


Mendidik bukan pekerjaan sehari dua hari, melainkan perjalanan seumur hidup. Setiap orang tua perlu membuka hati, belajar, dan menyadari bahwa mendidik anak adalah ibadah. Anak-anak tidak menunggu kita sempurna untuk mulai belajar dari kita. Mereka belajar dari setiap usaha kita, bahkan dari kesalahan yang kita akui dengan jujur.


Mari kita renungkan bersama: 

Sudahkah kita membiasakan kebaikan di rumah seperti di madrasah?

Sudahkah kita menjadi teladan, bukan sekadar penyuruh?

Sudahkah kita bersinergi dengan guru, bukan malah saling melempar tanggung jawab?

Ingatlah, pendidikan tidak bisa dibangun dalam semalam, tetapi bisa runtuh seketika bila kita abai. Anak adalah cermin. Ia merekam bukan hanya pelajaran dari buku, tapi juga ucapan dan perbuatan kita sehari-hari.

Semoga kita diberi kekuatan untuk menjadi pendidik sejati—bukan hanya di kelas, tapi juga di rumah, di lingkungan, bahkan dalam setiap napas kehidupan kita. Karena mendidik bukan sekadar membentuk anak menjadi pintar, tapi menumbuhkan generasi yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia.

Baca selengkapnya ...

15 September 2025

Program Itu Penting, Tapi bingkailah dengan Cinta

 

Dalam dunia pendidikan, kita sering sibuk membuat rencana atau program. Ada program kerja, jadwal kegiatan, sampai target-target yang harus dicapai. Semua itu memang penting. Tanpa rencana, langkah kita bisa limbung, arah kabur, tujuan pun hilang.

Tapi ada sesuatu yang lebih halus, yang sering tidak terlihat di kertas kerja, tapi sangat menentukan: cinta.


Apakah Guru Sudah Bahagia?

Pernahkah kita bertanya: apakah guru yang setiap hari berdiri di depan kelas benar-benar bahagia? Jangan-jangan mereka mengajar sambil menahan letih, tapi tak pernah ada ruang untuk sekadar didengar. Begitu juga dengan siswa, apakah mereka merasa nyaman? Apakah sekolah benar-benar terasa seperti rumah?


Contohnya, ada sekolah yang sibuk menambah jam pelajaran, tapi lupa memberi ruang bermain. Akhirnya siswa jadi cepat jenuh, bahkan malas ke sekolah. Padahal, sedikit waktu untuk mendengar aspirasi mereka bisa membuat suasana jadi berbeda.


Dengarkan Sebelum Menyuruh

program yang hebat tidak akan berarti tanpa mendengar suara guru, siswa, bahkan wali murid. Di satu madrasah kecil, pernah ada kepala sekolah yang setiap pagi menyapa satu per satu guru, lalu bertanya ringan: “Ada yang bisa saya bantu hari ini?” Ternyata sapaan sederhana itu membuat guru merasa dihargai, dan semangat mengajar pun meningkat.


Ikhlas  dan cinta itu bahan bakar

Banyak program gagal bukan karena idenya jelek, tapi karena kurang ikhlas. Cinta membuat semua terasa ringan, walau dikerjakan dengan keterbatasan. Misalnya, lomba literasi yang awalnya sederhana dengan modal seadanya bisa jadi meriah karena semua guru terlibat dengan hati.


Semua Orang Punya Peran

Cinta itu memanusiakan manusia. Dari operator yang sibuk di ruang TU, guru yang tiap hari mengajar, sampai penjaga kebersihan yang diam-diam menjaga kenyamanan kelas. Tanpa mereka, rencana tinggal rencana, program tinggal program yang hanya tertulis di buku , hanya terpajang di papan kantor. Pernah ada sebuah madrasah yang sukses menggelar acara besar, dan di akhir kegiatan kepala sekolah justru memberikan apresiasi khusus kepada penjaga sekolah. Itu membuat semua merasa “punya tempat” dalam perjuangan.


Disiplin dengan Cinta

Program butuh ketegasan, tapi cinta membuat tegas tidak harus marah-marah. Guru bisa menegur siswa dengan lembut tapi tetap tegas, dan justru itu lebih membekas. Seperti seorang guru yang menegur siswanya dengan kalimat, “Nak, kamu itu pintar, tapi kalau terus terlambat, sayang sekali bakatmu tertutup oleh kebiasaanmu.” Teguran penuh cinta seperti itu jauh lebih efektif daripada teriakan.


Rapatkan Barisan, Bukan Cuma Rapat Rutin

Kekompakan tidak lahir dari daftar hadir rapat, tapi dari rasa saling percaya. Sekolah yang penuh cinta biasanya sering punya momen kecil di luar agenda formal: makan siang bareng, kerja bakti, atau sekadar ngopi bersama di kantin. Dari situ tumbuh kebersamaan yang nyata.


Hargai Proses, Bukan Hanya Hasil

Cinta mengajarkan kita untuk melihat perjuangan kecil sekalipun. Ada guru yang susah payah melatih anak-anak lomba meski akhirnya hanya juara harapan. Apakah kerja kerasnya tidak berarti? Justru di situlah cinta diuji: menghargai proses, bukan sekadar hasil akhir.


Silaturahmi Lebih dari Sekadar Koordinasi

Program berjalan di atas struktur, tapi cinta berjalan di atas hubungan. Seringkali, silaturahmi tanpa agenda resmi justru lebih menguatkan. Misalnya, kepala sekolah berkunjung ke rumah seorang guru yang sedang sakit. Itu bukan sekadar koordinasi, tapi bentuk cinta yang menyembuhkan.


Akhirnya, Jangan Lupa Doa

Kita boleh menyusun strategi dan program sebaik mungkin, tapi hasil akhirnya tetap bergantung pada rahmat-Nya. Cinta pada pendidikan membuat kita sadar bahwa yang menggerakkan hati murid, guru, dan semua pihak bukan hanya rencana dan program , tapi juga doa dan keberkahan

Jadi, rencana dan program itu memang penting. Tapi tanpa cinta, rencana hanyalah tulisan di atas kertas dan pajangan di papan kantor 

Cinta kepada lembaga, kepada guru, kepada anak-anak—itulah bahan bakar sejati yang menjadikan rencana hidup, bernyawa, dan bermakna.

Baca selengkapnya ...

14 September 2025

Semarak Maulid Nabi dan Penyerahan reward juara lomba


Ahad Wage, 14 September 2025 menjadi hari yang penuh berkah bagi keluarga besar Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah Undaan Lor. Dalam suasana penuh khidmat, madrasah ini menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut dihadiri oleh pengurus madrasah, dewan guru, serta para santri.

Hadir sebagai pemberi mauidhoh hasanah adalah K. Muhammad Bahauddin dari Kudus, atau yang akrab disapa Gus Bahauddin. Beliau dikenal dengan gaya ceramahnya yang lembut, komunikatif. Tidak hanya sekadar menyampaikan nasihat, Gus Baha juga pandai menyelipkan lagu-lagu sederhana yang membuat para santri larut dalam suasana, bahkan ikut menyenandungkan bersama.

Mauidhoh yang Menyentuh Hati

Dalam ceramahnya, Gus Baha menyampaikan bahwa mencintai Rasulullah SAW tidak cukup hanya dengan menggelar peringatan Maulid, tetapi harus diwujudkan dengan meneladani akhlak Nabi dalam kehidupan sehari-hari serta memperbanyak sholawat 

Beliau mencontohkan dengan bahasa yang sederhana dan penuh humor khasnya:

"Kalau Nabi itu sabar, sampeyan kudu latihan sabar. Nabi itu ramah, sampeyan kudu ramah. Jangan mentang-mentang pinter, terus jadi sombong. Ilmu itu bakal manfaat kalau ditandangi nganggo akhlak."

Para santri semakin antusias karena Gus Baha menyampaikan pesan lewat kisah-kisah sahabat Nabi yang diselingi lagu-lagu shalawat. Alunan nada yang lembut membuat pesan dakwah lebih mudah masuk ke hati anak-anak. Bahkan, banyak santri yang tampak terharu sekaligus gembira.


Prestasi di Pekan Madaris RMI NU Kecamatan Undaan

Selain peringatan Maulid, para santri Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah juga menorehkan prestasi gemilang dalam Pekan Madaris RMI NU Kecamatan Undaan yang berlangsung pada 24 Agustus 2025 di MI Raudlatut Tholibin Sambung, Undaan Kudus.

Berikut daftar juaranya:

Juara 1

Hafalan Amsilah Tashrifiyyah (Putri): Gladis Kemala Candra

Lomba Cerdas Cermat Ke-NU-an (Beregu):

1. Khansa Amalia Putri Adila

2. Aaqila Najma Labiqs

3. Nabila Putri Annisa Priselia

Juara 2

Tahfidz Surah Yaasin (Putra): Muhammad Arya Ulin Nuha

Baca Kitab Kuning (Putra): M. Daffa

Imla’ Pegon (Putri): Alisha Khairinniswa

Juara 3

Imla’ Pegon: Alzam Hukama Adalard

Puitisasi Madin (Putra): Rakhmat Akmal Pratama

Taqdimul Qissoh (Putra): Muhammad Fahri Rozaqul Akbar

Puitisasi Madin (Putri): Syubanul Laila Ramadhani


Prestasi Tingkat Kabupaten Kudus

Tak berhenti di tingkat kecamatan, tim Cerdas Cermat Ke-NU-an Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah berhasil melaju ke Pekan Madaris RMI NU tingkat Kabupaten Kudus pada 7 September 2025. Bertempat di Gedung Muslimat NU Kudus dan SD Unggulan Muslimat Kudus, mereka kembali meraih Juara 1 dalam LCC Ke-NU-an.

Tim tersebut terdiri dari:

1. Khansa Amalia Putri Adilah

2. Aqila Najma Labiga

3. Nabila Putri Annisa Priselia

Sebagai bentuk apresiasi, dalam momen Maulid Nabi ini sekaligus digelar penyerahan sertifikat kejuaraan bagi para santri yang berprestasi, baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten. Tak hanya itu, madrasah juga memberikan reward berupa uang saku sebagai bentuk motivasi agar para santri semakin bersemangat belajar dan berjuang di ajang berikutnya.

Suasana haru dan gembira menyatu saat para santri satu per satu maju ke depan menerima penghargaan, disambut tepuk tangan para guru, pengurus, dan teman-teman mereka.

Siap Berlaga ke Tingkat Jawa Tengah

Dengan hasil tersebut, santri Madin NU Irsyadul Aulad Assalafiyyah akan mewakili Kudus dalam Pekan Madaris RMI NU tingkat Jawa Tengah yang akan digelar di Kabupaten Jepara pada 11–12 Oktober 2025 mendatang.

Semoga langkah para santri selalu dimudahkan Allah SWT, dan prestasi ini menjadi motivasi bagi seluruh santri untuk terus belajar, berjuang, dan berkhidmah melalui madrasah tercinta 

Baca selengkapnya ...

11 September 2025

Khansa Amalia, Wakil MI NU Miftahul Falah yang Siap Tampil di PORSEMA XIII Jawa Tengah

 Suasana penuh semangat benar-benar terasa di Pendapa Kabupaten Kudus pada Rabu (10/9/2025). Hari itu, Bupati Kudus, Sam’ani Intakoris, secara resmi melepas kontingen Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (PORSEMA) XIII yang akan berlaga di tingkat Jawa Tengah. Ajang bergengsi ini digelar pada 10–13 September 2025 di Kabupaten Wonosobo, menjadi momen penting bagi para siswa-siswi Ma’arif untuk menunjukkan bakat terbaik mereka.


Tak tanggung-tanggung, ada 343 atlet yang berangkat mewakili Kudus. Mereka adalah siswa-siswi pilihan dari berbagai jenjang pendidikan di bawah naungan LP Ma’arif PC NU Kabupaten Kudus. Dengan semangat kebersamaan, mereka siap bertanding dalam 28 cabang kejuaraan yang meliputi bidang olahraga maupun seni. Jumlah yang besar ini tentu menambah keyakinan bahwa Kudus punya potensi besar untuk bersaing di tingkat provinsi.


Dalam apel pemberangkatan, Pemkab Kudus memberikan pesan penyemangat kepada para atlet. Tidak hanya soal meraih kemenangan, namun juga bagaimana menjaga sportivitas dan menjunjung nilai-nilai kejujuran di setiap pertandingan. Harapannya, kontingen Kudus bisa tampil maksimal, membawa pulang prestasi, sekaligus mengharumkan nama daerah tercinta.


Di tengah semaraknya pelepasan itu, ada momen istimewa bagi salah satu peserta dari MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah Kudus. Ananda Khansa Amalia Putri Adilah, yang akan tampil dalam cabang Pidato Bahasa Inggris, berkesempatan foto bersama Bupati Kudus. Didampingi guru pendampingnya, Khansa terlihat begitu semangat dan penuh optimisme untuk memberikan yang terbaik. Kehadirannya juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi madrasah dan teman-teman sebayanya.


Semoga langkah para atlet muda ini menjadi awal dari torehan prestasi yang lebih besar. Dukungan masyarakat Kudus pun diharapkan bisa terus mengalir, agar semangat mereka semakin membara saat berlaga di Wonosobo. PORSEMA XIII bukan hanya soal kompetisi, tapi juga ajang silaturahmi, belajar menghargai perbedaan, dan mengasah potensi generasi muda NU untuk masa depan yang lebih cerah.

Baca selengkapnya ...

10 September 2025

Guru, dibalik senyumanmu

 

Pernahkah kita membayangkan, kalau seorang guru bisa jujur mengungkapkan isi hatinya? Mungkin ucapannya sederhana, lirih, tapi penuh makna:

“Aku juga lelah, Nak.

Namun aku simpan letihku dalam senyum, supaya kau tak melihat beratnya langkahku menuju kelas setiap pagi. Aku ikat lelahku dalam doa, agar semangatmu tak pernah padam hanya karena aku sedang payah.”



Ya, guru datang ke sekolah dengan segala tawakal. Tak jarang dengan perut kosong, pikiran penuh beban, tapi tetap berdiri tegak di depan kelas. Ia menyapa ramah, membimbing dengan sabar, dan menabur harapan lewat huruf demi huruf, lewat cerita-cerita kecil yang kelak membentuk karakter.


Ia mungkin jarang mendapat pujian, bahkan seringkali terlupakan, tapi hatinya luas karena sejak awal, ia tidak mencari sanjungan, melainkan keberkahan.


Guru bisa saja menyerah, duduk pasrah, membiarkan waktu berjalan tanpa peduli. Tapi tidak, ia memilih bertahan. Alasannya sederhana: ia yakin setiap anak adalah ladang pahala. Ilmu yang ditanamnya akan tumbuh menjadi pohon kebaikan yang rindangnya meneduhkan dunia.


Dan jika guru bisa berpesan kepada orang tua, mungkin pesannya cuma satu:

“Jangan biarkan aku berjuang sendirian"

Aku hanya punya waktu terbatas di sekolah. Jangan hanya menitipkan uang saku atau perlengkapan belajar. Tapi titipkan juga waktumu, perhatianmu, dan pelukanmu kepada anak-anak di rumah. Karena kami bukan pengganti orang tua, melainkan teman seperjuangan dalam mendidik.


Dan kepada para guru yang masih bertahan meski lelah, meski air matanya sering jatuh diam-diam di sajadah setelah seharian menguatkan anak-anak orang lain, percayalah…

Allah tahu semua letihmu. Allah tahu semua doamu.

Teruslah melangkah, walau kadang gemetar. Karena setiap kata yang kau ajarkan, setiap nasihat yang kau tanamkan, bukan sekadar pekerjaan, itu amal yang akan abadi.

Maka yakinlah…Lelahmu tidak pernah sia-sia, sebab di balik peluhmu, tumbuh generasi yang akan menerangi dunia.


Baca selengkapnya ...

07 September 2025

Pekan Madaris Madin RMI NU Kudus: Menjaga Tradisi Santri di Kota Santri


Kudus kembali mengukir sejarah dalam dunia pendidikan dan tradisi santri. Hari ini, Ahad, 7 September 2025, bertempat di Gedung Muslimat NU Kudus dan SD Unggulan  Muslimat NU Kudus digelar  Pekan Madaris Madin RMI NU Kabupaten Kudus. Acara ini menjadi ajang silaturahmi sekaligus ruang aktualisasi bagi para santri madrasah diniyah se-Kabupaten Kudus.

Acara berlangsung khidmat dan penuh semangat. Hadir dalam kegiatan ini para peserta santri Madin se-Kabupaten Kudus, guru pendamping, kepala madrasah, pengurus RMI Kecamatan dan Kabupaten, serta para tokoh penting di antaranya Ketua BAZNAS Kudus dan Ketua Lazisnu Kudus, Pontren Kudus dan pengurus PCNU Kudus 


Sambutan Para Tokoh

Dalam kesempatan tersebut, beberapa tokoh menyampaikan pesan dan harapannya:

KH. Khifni Nasif M.E selaku pengurus RMI Kudus menekankan bahwa Pekan Madaris ini adalah sarana menjaga nilai dan tradisi santri di Kabupaten Kudus, yang sejak lama dikenal sebagai kota santri. “Kegiatan ini rutin. Tahun lalu MQK telah sukses terlaksana di kalangan pondok pesantren. Semoga kegiatan seperti ini bisa terus istiqomah,” ujarnya.

Dr. H. Kisbiyanto selaku perwakilan dari PCNU Kudus memberikan apresiasi tinggi. “Syukur dan selamat kepada RMI Kudus yang telah melaksanakan kegiatan ini. Sangat dinamis, beragam talenta, semoga banyak prestasi yang diraih,” ucapnya. Beliau juga menyinggung tentang migrasinya Madin dari Ma’arif ke RMI NU yang diharapkan membawa semangat baru. Sambutan beliau diakhiri dengan doa dan pembukaan resmi acara melalui bacaan Al-Fatihah.

Sementara itu, KH. Afif Noor dari PD Pontren menyampaikan penghargaan kepada pengurus yang telah berupaya keras menyukseskan acara ini. Beliau berharap kegiatan tersebut mampu meningkatkan semangat dan kreativitas anak-anak Madin agar lebih baik ke depannya.


Semangat Baru Santri Kudus

Pekan Madaris ini bukan sekadar lomba atau pertemuan rutin, melainkan sebuah ikhtiar menjaga marwah pendidikan diniyah yang telah menjadi ruh santri di Kudus. Dengan adanya wadah seperti ini, para santri memiliki ruang untuk berkreasi, berprestasi, sekaligus menguatkan identitas mereka sebagai generasi penerus yang berakar pada tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah.

Di akhir acara setelah usai semua perlomaan langsung diumumkan kejuaraan masing-masing lomba sekaligus penerimaan piala dan piagam penghargaan. Adapun daftar rekap kejuaraan sebagai gambar berikut:


Semoga kegiatan ini menjadi titik tolak semangat baru dalam pengembangan Madin di bawah naungan RMI NU, serta membawa berkah bagi santri, guru, dan seluruh masyarakat Kudus.

Baca selengkapnya ...

06 September 2025

Pekan Madaris Kudus 2025: Ajang Silaturahmi dan Prestasi Santri Diniyah


Kudus sebentar lagi bakal diramaikan oleh sebuah acara besar yang ditunggu-tunggu para santri. Ya, Pekan Madaris Tingkat Kabupaten Kudus 2025 resmi akan digelar pada Ahad, 7 September 2025 di SD Unggulan Muslimat NU Kudus.


Kegiatan ini diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Kabupaten Kudus sebagai wadah untuk menggali potensi, minat, dan bakat santri madrasah diniyah se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam organisasi RMI.. Selain itu, Pekan Madaris juga menjadi momen silaturahmi antar-santri, guru, dan seluruh pengelola Madin, sehingga ukhuwah islamiyah semakin erat.


Dengan mengusung tema “Melestarikan Tradisi, Menyiapkan Generasi Santri yang Berprestasi untuk Membangun Negeri”, acara ini bukan sekadar lomba, tapi juga bagian dari upaya menjaga tradisi keilmuan sekaligus menyiapkan santri agar siap berkiprah di tengah masyarakat.

Pekan Madaris tahun ini menghadirkan banyak cabang lomba yang pastinya seru dan bermanfaat, di antaranya: Tahfidz Surat Yasin, Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK), Cerdas Cermat Ke-NU-an, Cipta Mars Madin NU (khusus guru), Puitisasi Santri Madin, Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ), Imla’ & Pegon Hafalan Amsilah Tasrifiyah, Taqdimul Qisshoh (bercerita), Lomba Rebana

Bisa kita bayangkan, satu tempat yang mempertemukan santri dari berbagai kecamatan, masing-masing unjuk kebolehan dengan ciri khasnya.

Pekan Madaris ini akan rutin diadakan dua tahun sekali. Tidak hanya untuk mencari juara, tapi lebih pada proses pembinaan dan penguatan karakter santri diniyah. Bagi para santri, ini saat yang tepat untuk menunjukkan kemampuan sekaligus belajar menghargai kerja keras teman-temannya.

Melalui acara ini, RMI NU Kudus berharap lahir generasi santri yang tidak hanya kuat dalam ilmu agama, tapi juga tangguh, kreatif, berdaya saing, dan siap mengabdikan diri untuk masyarakat dan bangsa.

Baca selengkapnya ...

04 September 2025

Madrasah, rumah kedua membangun karakter.

Madrasah yang hebat lahir dari suasana yang hangat, penuh semangat belajar, dan sarat dengan nilai-nilai keagamaan serta akhlak mulia. Nah, salah satu kunci untuk mewujudkan iklim positif itu adalah melalui pembiasaan baik yang dijaga secara konsisten (istiqomah).



Iklim positif di madrasah bukan cuma sekadar kelas yang ceria atau lingkungan yang rapi, tapi lebih dari itu: sebuah ekosistem yang menumbuhkan disiplin, empati, semangat gotong royong, dan rasa tanggung jawab. Dan percayalah, perubahan besar itu selalu dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari.

Kegiatan ziarah para pendiri dan sesepuh madrasah 


Bayangkan jika setiap pagi guru menyambut murid dengan senyum dan salam, anak-anak terbiasa antre dengan tertib, sebelum belajar mereka membersihkan kelas bersama-sama, atau rutin membaca Al-Qur’an di awal pelajaran. Kelihatannya sederhana, tapi jika dilakukan terus-menerus, dampaknya luar biasa. Anak-anak belajar disiplin, punya rasa peduli, dan terbiasa menanamkan kebaikan sejak dini.


Namun, ada satu hal penting yang tak boleh dilupakan: istiqomah. Tanpa konsistensi, semua pembiasaan itu hanya akan jadi formalitas. Karena itu, seluruh warga madrasah—guru, tenaga kependidikan, hingga siswa—perlu punya komitmen bersama. Pembiasaan baik harus jadi “napas” keseharian, bukan sekadar seremonial.


Guru punya peran penting lewat teladan nyata. Ketika guru menunjukkan sikap sabar, disiplin, dan penuh kasih, siswa pun akan menirunya. Begitu juga kepala madrasah, ketika mau menyapa dengan hangat, mendengar aspirasi, dan membuka ruang dialog, maka terciptalah rasa nyaman dan memiliki bagi semua. Nilai-nilai positif yang ditanamkan dengan cinta akan menjadikan madrasah seperti rumah kedua—tempat yang menentramkan sekaligus membangun karakter.


Maka mari kita bangun iklim positif madrasah bukan hanya lewat wacana indah, tapi lewat aksi nyata. Mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil, lalu jaga dengan istiqomah. Biasakan yang benar, dan jangan biasakan yang salah.


Karena sejatinya, madrasah bukan hanya tempat mencari ilmu, tapi juga ladang menanam karakter yang akan tumbuh sepanjang hidup anak-anak kita. Dan ingat, istiqomah dalam kebaikan adalah kunci agar perubahan itu terus hidup dan berbuah manis.


Baca selengkapnya ...

03 September 2025

Prasangka baik pada gurunya anak kita


Menjadi orang tua itu ibarat menempuh perjalanan panjang tanpa henti. Setiap hari selalu ada pelajaran baru—mulai dari sabar menghadapi rengekan anak, bingung dengan sikapnya yang berubah-ubah, sampai rasa khawatir akan masa depannya.

Namun, di tengah semua itu ada satu kunci penting yang sering kita lupakan: prasangka baik (Husnudzon)



Anak bukan kertas kosong yang bisa kita corat-coret sesuka hati. Mereka punya keunikan, punya jalan, dan punya waktunya masing-masing. Maka, tugas kita adalah mendampingi dengan hati lapang, bukan menumpuk keluhan.


Kalau hati sedang lelah, jangan buru-buru mengeluh. Kalau doa terasa belum terkabul, jangan langsung menyalahkan. Ubah keluhan jadi doa. Ubah resah jadi penerimaan.


Karena setiap kata yang keluar dari mulut kita adalah doa untuk anak. Dan setiap prasangka yang kita tanam di hati, bisa jadi arah bagi perjalanan hidup mereka.


Tentang Restu pada Guru

Ada satu hal lagi yang tak kalah penting: hubungan hati kita dengan guru anak-anak.

Guru bukan sekadar pengajar di kelas. Mereka adalah mitra jiwa, orang yang ikut menitipkan ilmunya agar anak-anak tumbuh lebih baik.


Kalau orang tua sering curiga, mudah meremehkan, atau terburu-buru menaruh buruk sangka pada guru, jangan heran kalau anak juga kehilangan rasa hormat dan adab.


Ikhlaskan hatimu. Ridhoilah usaha guru. Siapa tahu, di balik nilai anak yang tak sesuai harapanmu, ada guru yang sedang menanamkan ketekunan dan akhlak.

Siapa tahu, di balik doa-doamu yang belum terkabul, ada guru yang terus mendoakan anakmu dalam diam. Maka, jangan buru-buru menyalahkan—lebih baik banyak berterima kasih.

Menjadi Orang Tua yang Bersangka Baik

Anak tidak butuh orang tua yang serba sempurna. Mereka hanya butuh orang tua yang sabar, tulus, dan mau terus belajar. Husnudzon kita kepada anak, kepada proses, dan kepada guru—itulah jalan menuju keberkahan.


Dengan prasangka baik, hati kita jadi ringan. Dengan prasangka baik, anak-anak tumbuh dalam pelukan restu dan kasih sayang yang tak bersyarat.

Do’a kita sederhana: : “Ya Allah, mampukan kami menjadi orang tua yang selalu memenuhi hati dengan prasangka baik, terutama kepada guru-guru anak kami.”

Dengan memenuhi adab kita sebagai orang tua terhadap guru anak-anak, semoga keberkahan ilmu senantiasa Allah limpahkanlah kepada kita selaku orang tua dan terkhusus  anak-anak 

Baca selengkapnya ...

29 August 2025

Kalau Saja Madrasah bisa Ngomong


Pernah nggak sih kepikiran, kalau saja madrasah bisa ngomong?

Mungkin ia bakal meneteskan air mata di pojok kelas, saat lampu-lampu sudah padam, dan semua orang pulang.


Bukan karena murid-muridnya nakal, tapi karena orang-orang yang ia cintai—guru dan kepala madrasah—kadang justru saling menjauh.

Padahal, tangan yang seharusnya saling merangkul, kadang malah sibuk melepaskan.


Ingat Niat Awal Kita

Waktu pertama kali menginjakkan kaki di madrasah ini, bukankah niat kita jelas?

Kita datang untuk membesarkan madrasah, meskipun itu berarti mengorbankan tenaga, waktu, bahkan air mata.

Lalu, kenapa kita saling menjauh?

Kenapa lidah jadi tajam, hati jadi sempit, dan ego lebih sering menang daripada kerendahan hati?


Madrasah Bukan Arena Persaingan

Mari ingat lagi: madrasah ini bukan gelanggang adu gengsi.Ini ladang perjuangan. Kita bukan rival, tapi satu barisan pejuang. Kita sama-sama lelah, sama-sama pernah menangis, sama-sama memikirkan masa depan murid-murid kita.

Apakah semua itu mau kita sia-siakan, hanya karena gengsi pribadi?

Guru dan Kepala Madrasah: Satu Tim

Buat guru, jangan pernah melihat kepala madrasah sebagai musuh.Ia juga manusia—lelah, bingung, dan memikul beban yang kadang tak terlihat.

Buat kepala madrasah, jangan pandang guru hanya sebagai bawahan. Mereka pejuang, yang ikut memanggul beban agar madrasah ini tetap hidup.

Kalau kita nggak kompak, itu sama aja kita sedang merobohkan rumah yang kita bangun dengan susah payah.

Kalau kita saling menjatuhkan, berarti kita sedang mengubur mimpi anak-anak yang berharap dari kita

Malu Sama Murid

Kita sering mengajarkan akhlak dan adab ke murid-murid. Tapi apa jadinya kalau kita sendiri justru tidak mampu menjaga itu di antara kita? Bukankah itu memalukan?Saatnya bersinergi, saatnya kompak dan bersatu  Mari kita turunkan suara. Mari kita lembutkan hati. Mari kita saling merangkul Bukan karena kita lemah, tapi karena kita ingin menang bersama.


Madrasah ini tidak akan besar karena satu orang hebat saja. Tapi akan jaya kalau semua kompak, bergandengan tangan, dan berjuang tanpa henti.


Karena pada akhirnya, yang Allah lihat bukan jabatan kita, tapi seberapa ikhlas kita menundukkan diri demi perjuangan suci.

Mari besarkan madrasah ini hanya karena-Nya. Bersama, insyaAllah madrasah kita akan selalu hidup, tumbuh, dan membawa cahaya bagi generasi mendatang.

Tulisan ini hanyalah sebagai warning, pepeling , peringatan dan bersifat preventif agar kita tidak terjebak dalam kondisi yang disebutkan dalam tulisan artikel tersebut 


Baca selengkapnya ...

28 August 2025

Madrasahku selalu dihati


Apa sih yang bikin sebuah lembaga jadi istimewa? Baik formal maupun non formal?

Bukan karena gedungnya tinggi, bukan juga karena fasilitasnya keren. Yang bikin istimewa justru ketika semua orang di dalamnya punya satu hati dan melangkah ke arah yang sama.


Guru-gurunya ngajar bukan cuma karena dapat upah atau gaji, tapi karena sayang sama ilmu dan peduli pada masa depan anak-anak.

Kepala madrasah juga memimpin bukan untuk gengsi , kehormatan dan jabatannya, tapi benar-benar sadar dan  ingin membawa semuanya menuju keberkahan.

Staf dan tenaga kependidikan pun kerja keras  bukan karena disuruh, tapi karena merasa ikut berjuang bareng-bareng.

Di sini, semua sadar kalau madrasah ini bukan milik pribadi siapa pun, pun bukan milik keluarga siapapun. Ini amanah dari Allah yang harus dijaga bersama. Ini amanah  dan estafet perjuangan para pendahulu, sesepuh yang telah mendirikan madrasah. 

Sungguh, madrasah adalah amanah. Bukan hanya amanah untuk mendidik, tetapi untuk menjaga nilai, membangun sistem, menyemai keikhlasan, dan menghidupkan ibadah di balik meja kelas, di balik laptop, bahkan di tengah tumpukan dokumen. Maka marilah kita luruskan niat, teguhkan langkah. Karena siapa pun yang hari ini mengabdi di madrasah dengan penuh cinta dan kesungguhan, sesungguhnya sedang membangun jalan menuju akhirat.

Tujuannya jelas: biar anak-anak tumbuh jadi generasi yang berakhlak mulia dan bermanfaat buat dirinya , keluarga,agama, bangsa dan negara 


Satu lembaga yang dirawat dengan cinta dan kesabaran. Satu hati yang saling menguatkan, bukan saling menyalahkan.. Satu tujuan yang nggak hanya mikir sukses di dunia, tapi juga keselamatan di akhirat.


Kalau masih ada guru yang rela ngalah demi kebersamaan, kalau masih ada kepala madrasah yang kerja keras meski nggak dipuji, kalau masih ada doa dan keikhlasan yang terus dipanjatkan—tenang aja, madrasah ini ( dengan kehendak Allah ) akan terus maju dan besar.

Karena di tempat yang penuh dengan ikhlas, doa, dan saling percaya, keberkahan pasti akan selalu hadir.

Dedikasi seperti ini yang harus selalu kita tanamkan dalam diri para stakeholder madrasah, agar kokohnya bangunan fisik  dan kokohnya semangat perjuangan ssaling menunjang keberhasilan visi misi madrasah yang dicanangkan tiap tahun pelajaran 
Baca selengkapnya ...

25 August 2025

Penguatan Calon Pengurus Ranting NU Sambung Periode 2025–2030


Kudus, 23 Agustus 2025 — Bertempat di Musholla Subulussalam Desa Sambung, Undaan, Kudus, Syuriah NU Sambung menggelar kegiatan penguatan calon pengurus untuk kepengurusan Ranting Nahdlatul Ulama (PR NU) Sambung masa khidmat 2025–2030. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Syuriah maupun Tanfidziah serta para calon pengurus yang akan mengemban amanah lima tahun mendatang.


Acara ini menjadi momentum penting dalam meneguhkan komitmen dan menata langkah organisasi NU di tingkat ranting agar lebih kokoh, guyub, dan bermanfaat bagi jamaah serta masyarakat sekitar.


Arahan Rois Syuriah NU Sambung




Dalam arahannya, Rois Syuriah NU Sambung, K. Ahmad Jazuli, mengingatkan kembali sejarah lahirnya Nahdlatul Ulama yang berdiri pada tahun 1926, jauh sebelum Indonesia merdeka. Menurutnya, perjuangan KH. Hasyim Asy’ari bersama para ulama terdahulu tidak hanya dalam merebut kemerdekaan, tetapi juga menjaga kemurnian aqidah ahlussunnah wal jamaah di tengah tantangan zaman.

Beliau menegaskan bahwa dalam perjalanan panjangnya, NU telah mengalami dinamika kepemimpinan dari para ulama, sufi, hingga tokoh-tokoh penggerak masyarakat. Hal tersebut menjadi teladan bagi pengurus saat ini untuk tetap menjaga semangat perjuangan namun tetap realistis dalam menjalankan amanah organisasi.


Pesan Kebersamaan dan Kerja Kolektif

Lebih lanjut, K. Ahmad Jazuli berpesan agar warga NU di Sambung selalu menjaga kekompakan, kerukunan, dan semangat dalam berorganisasi. Namun demikian, ia menekankan bahwa semangat itu harus disertai dengan perencanaan yang realistis.


 “Buatlah program yang paling mungkin terlaksana. Jangan sampai NU menjadi beban bagi anggota maupun pengurus. NU nggone wong akèh, disonggo wong akèh. Sebagai warga ranting, sak mlakune, minimal kumpul-kumpul tiyang NU. NU ampun ngantos dados beban, sami ugi kangge pengurus maupun anggota,” dawuh beliau.


Pesan tersebut menegaskan bahwa organisasi NU adalah wadah kebersamaan, sehingga program kerja harus dijalankan secara kolektif dan proporsional sesuai kemampuan.


Harapan ke Depan

Dengan adanya kegiatan penguatan ini, diharapkan para calon pengurus Ranting NU Sambung periode 2025–2030 semakin siap dalam menjalankan amanah. Baik dari jajaran Syuriah maupun Tanfidziah, semuanya diharapkan mampu menata program yang membumi, bermanfaat, serta memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.


Acara ditutup dengan doa bersama, seraya berharap semoga kepengurusan yang akan datang diberikan kelancaran, kekompakan, serta istiqamah dalam berkhidmat melalui NU demi kemaslahatan umat.

Baca selengkapnya ...

24 August 2025

Pekan Madaris Madin NU RMI Undaan Kudus Digelar Perdana, Angkat Tema “Melestarikan Tradisi, Generasi Santri Berprestasi untuk Membangun Negeri”


Undaan, Kudus – Rabu (24/8/2025), untuk pertama kalinya RMI (Rabithah Ma’ahid Islamiyah) NU Kecamatan Undaan menyelenggarakan Pekan Madaris Madrasah Diniyah. Kegiatan akbar ini dipusatkan di gedung MI Raudlatut Tholibin, Desa Sambung, Undaan, Kudus dengan mengusung tema: “Melestarikan Tradisi, Generasi Santri Berprestasi untuk Membangun Negeri.”



Acara berlangsung meriah dengan diikuti perwakilan santri Madin se-Kecamatan Undaan. Pekan Madaris ini merupakan ajang penjaringan bakat dan kompetensi santri sebagai persiapan menuju event Pekan Madaris tingkat Kabupaten Kudus dan Provinsi Jawa Tengah yang akan datang.

Dibuka oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Undaan

Kegiatan secara resmi dibuka oleh Ketua Tanfidziyah MWC NU Undaan, K. Syafi’i, dalam sambutannya beliau menyampaikan pentingnya ajang ini sebagai sarana penguatan tradisi intelektual pesantren.


“Santri bukan hanya harus menjaga tradisi keilmuan Islam, tetapi juga tampil berprestasi sehingga dapat memberikan kontribusi nyata bagi bangsa. Pekan Madaris ini adalah langkah awal untuk melahirkan generasi yang unggul sekaligus berkarakter,” tutur beliau.

Berbagai Mata Lomba Bernuansa Keilmuan Pesantren

Sejumlah mata lomba yang digelar dalam Pekan Madaris kali ini sarat dengan nuansa khas pesantren, di antaranya:



Imlak Pegon, Ambilah Tashrifiyyah, Puisi Islami, Rebana  Baca Kitab Kuning, Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ), Lomba Cerdas Cermat (LCC) Aswaja, Cipta Lagu Mars Madin

Masing-masing lomba diikuti dengan antusias oleh para peserta yang menunjukkan semangat, bakat, dan kecintaan mereka terhadap tradisi keilmuan Islam.



Dewan Juri dari Pengurus MWC NU dan Profesional


Untuk menjaga objektivitas, panitia menghadirkan dewan juri dari kalangan pengurus MWC NU Undaan serta melibatkan juri profesional di bidangnya masing-masing. Hal ini diharapkan mampu memberikan penilaian yang adil, transparan, dan mendorong peserta semakin bersemangat dalam berkarya.


Ajang Menggali Potensi dan Menjaga Tradisi


Ketua panitia, sekaligus Kepala Madin Raudlatut Tholibin Sambung, K. Miftahul Huda menyampaikan bahwa Pekan Madaris RMI Undaan bukan sekadar lomba, tetapi juga media untuk memperkuat ukhuwah antar-Madin serta menjaga tradisi keilmuan pesantren yang sudah mengakar di masyarakat Undaan.


Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan santri Madrasah Diniyah semakin percaya diri, terasah kemampuannya, serta siap tampil di kancah lebih luas

Baca selengkapnya ...

08 August 2025

Latihan Soal Aswaja untuk berbagai lomba


Kabarmadrasah.com- Latihan soal Ke-NU-an merupakan salah satu sarana penting untuk mengukur sekaligus meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi-materi yang berkaitan dengan Nahdlatul Ulama (NU) dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jamaah. Melalui latihan ini, peserta didik tidak hanya diharapkan mampu menjawab pertanyaan dengan benar, tetapi juga memahami landasan sejarah, prinsip, dan amaliah yang menjadi ciri khas NU.


Kegiatan ini dirancang untuk melatih ketepatan, kecepatan, dan ketangguhan mental peserta didik dalam menghadapi berbagai bentuk evaluasi, baik tes sekolah, ujian kompetensi, maupun ajang-ajang bergengsi seperti Olimpiade Ke-NU-an  oleh Ma’arif atau Pekan Madaris yang diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI).

Dengan berlatih secara rutin, peserta didik akan semakin mantap dalam menguasai materi, terbiasa menghadapi tekanan waktu, serta mampu berpikir kritis dan sistematis. Harapannya, melalui latihan ini, generasi muda NU akan semakin siap menjadi kader-kader penerus perjuangan yang berilmu, berakhlak, dan berkomitmen menjaga tradisi Ahlus Sunnah wal Jamaah an-Nahdliyah.

Kerjakan dengan tenang, teliti, dan percaya diri. Semoga latihan ini bermanfaat dan menambah semangatmu menjadi generasi penerus NU yang berilmu dan berakhlak.

Selamat mengerjakan!

Ruang Lingkup  Materi : Sejarah dan Perkembangan Nahdlatul Ulama

Silakan diklik tautan berikut : Latihan 1 soal tentang sejaran dan Perkembangan Ulama

 Ruang Lingkup Materi  : Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) sebagai Manhaj NU

Silakan diklik tautan berikutSoal tentang Aswaja sebagai Manhaj NU

 Ruang Lingkup Materi  : Struktur Organisasi NU

Silakan klik link berikutSoal tentang Struktur dan Organisasi NU

Ruang Lingkup Materi  : Khittah Nahdlatul Ulama dan Politik Kebangsaan

Silakan klik link berikutSoal-soal khittah NU dan Politik Kebangsaan

Ruang Lingkup Materi  : Tradisi Keagamaan dan Amaliyah NU


Ruang Lingkup Materi  : Peran NU dalam Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan


Bila ditemukan antara soal dan jawaban yang tidak sesuai atau salah, silakan hubungi kami melaui email : formecca@gmail.com untuk kami revisi 

Demikianlah soal-soal yang bisa kami buat untuk tujuan latihan mengukutr penguasaan materi ke-NU-an murid-murid. Selamat berjuang


www.kabarmadrasah.com

Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.
jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017
Baca selengkapnya ...

17 July 2025

Closing MATSAMA, MI NU Miftahul Falah ajak para murid ziarah para pendiri, sesepuh dan semua stakeholder madrasah yang telah wafat

Kudus, Kabarmadrasah -  Dalam rangkaian kegiatan  MATSAMA 2025 MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah, selain beberapa materi Pengenalan Lingkungan Madrasah dan Kemadrasahan, Anti Bullying, Senam Indonesia Sehat,kebangsaan dan nasionalisme sehat, di hari terakhir MATSAMA 2025 panitia mengajak para murid mulai kelas 1 sampai 6 ( 13 rombel ) untuk berziarah ke makam para pendahulu , meliputi para pendiri, pemikir, para donatur baik pewaqif,  dana, tenaga maupun apapun sumbangsihnya, juga para pengajar yang pernah menjadi tenaga pendidik di MI Miftahul Falah Undaa Trngah, Kamis, 17/07/2025


Kegiatan tersebut terpusat di atas makam beliau Almarrhum KH. Masturin sesepuh dan juga kepala Madrasah beberapa periode..Lalu, apa makna dan filosofi yang ingin ditanamkan kepada para murid?? Yuk kita simak ulasannya berikut ini :

Ziarah kubur kepada para pendiri dan sesepuh madrasah bukan sekadar tradisi atau rutinitas spiritual, tetapi sarat dengan makna mendalam dan nilai-nilai filosofis yang penting dalam pembentukan karakter individu dan kelembagaan madrasah. 

 1. Mengingatkan Akan Akhir Kehidupan (Tazakkur al-Maut)

Ziarah kubur menjadi sarana untuk mengingat kematian, yang merupakan nasihat terbaik bagi manusia. Saat melihat makam para pendiri dan sesepuh, hati tersentuh oleh kenyataan bahwa sehebat apapun manusia, akhirnya akan kembali kepada Allah.

 "Kunjungilah kubur, karena ia mengingatkan kalian akan kematian."

(HR. Muslim)

 2. Mengenang dan Menghargai Jasa Para Pendiri

Ziarah kubur menjadi wujud rasa syukur dan penghargaan terhadap perjuangan para tokoh yang meletakkan dasar dan membangun madrasah dengan penuh pengorbanan. Ini mengajarkan pentingnya merawat warisan perjuangan dan tidak melupakan sejarah.

3. Meneladani Semangat dan Keteladanan

Doa di pusara para pendiri bukan sekadar formalitas, tetapi refleksi atas keteladanan akhlak, perjuangan, keikhlasan, dan visi besar mereka. Hal ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan mereka dengan semangat dan integritas.

 4. Menguatkan Rasa Kepemilikan dan Loyalitas Kelembagaan

Ziarah kubur membentuk rasa ikatan emosional antara warga madrasah (guru, murid, alumni, pengurus) dengan sejarah dan pendirinya. Ini menumbuhkan rasa cinta, tanggung jawab, dan loyalitas terhadap lembaga madrasah.

5. Doa sebagai Bentuk Bakti dan Silaturrahim Ruhani

Mendoakan arwah para pendiri dan sesepuh merupakan bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua/pendahulu) dan silaturrahim ruhani. Dalam Islam, hubungan antarmanusia tidak terputus meski telah wafat ,doa menjadi penghubung yang bernilai pahala.

 6. Menumbuhkan Jiwa Tawadhu dan Kesadaran Diri

Berziarah menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan ini sementara, dan kesuksesan madrasah adalah hasil jerih payah banyak pihak. Ini menjauhkan dari sifat sombong dan menjadikan kita lebih tawadhu (rendah hati) serta ikhlas dalam melanjutkan amanah perjuangan.

7. Media Pendidikan Nilai (Hidden Curriculum)

Ziarah kubur juga menjadi media pendidikan karakter, khususnya bagi siswa madrasah. Dari kegiatan ini, anak-anak belajar nilai hormat pada leluhur, doa, sejarah, spiritualitas, dan pentingnya menjadi bagian dari perjuangan yang lebih besar.

Ziarah kepada para pendiri dan sesepuh madrasah adalah bentuk penghormatan, refleksi spiritual, dan pembelajaran karakter yang mendalam. Kegiatan ini menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam ikatan nilai, sejarah dan doa


www.kabarmadrasah.com

Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.
jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017
Baca selengkapnya ...

06 July 2025

NU Se-Banom Desa Sambung Gelar Pengajian Tahun Baru 1447 Hijriyyah dan Santunan Yatama-Dhuafa

 

Sambung, Kudus – Dalam rangka momentum 10 Muharrom 1447 H atau hari Asyuro, seluruh Banom Otonom Nahdlatul Ulama (NU) Desa Sambung, Undaan, Kudus menggelar pengajian dan kegiatan santunan bagi anak yatim dan dhuafa, pada Ahad (6/7/2025) pukul 14.00 WIB sampai selesai. Kegiatan ini dipusatkan di serambi Masjid Baitul Muttaqin Sambung dan dihadiri oleh masyarakat luas, tokoh agama, serta perwakilan dari berbagai unsur NU dan banomnya. Juga tidak ketinggalan dari Pemdes Desa sambung beserta perangkatnya


Acara diawali dengan lantunan ayat-ayat suci Alqur’an, tahlil dan dzikir bersama, dilanjutkan dengan pengajian umum yang mengangkat tema "Menjadikan Kebaikan sebagai Kebiasaan, Meraih Berkah di Bulan Muharram". Dalam tausiyahnya, Drs.KH.Mashud M. Siroj,SH.MH dari Kudus mengajak hadirin untuk memperbanyak dzikir, amal saleh, serta mempererat tali ukhuwah, terutama di bulan-bulan mulia seperti Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab, serta menyambut Syakban dan Ramadhan dengan persiapan spiritual yang matang.


Pentingnya acara tersebut juga ditandai dengan penyerahan santunan kepada 33 anak yatim dan 26 dhuafa. Total dana santunan yang berhasil dihimpun dari masyarakat Desa Sambung mencapai Rp 47.000.000. Dana tersebut disalurkan secara langsung kepada para penerima manfaat sebagai bentuk kepedulian sosial dan kebersamaan umat dalam menyambut tahun baru Hijriyah, lebih-lebih momentum keutamaan hari Asyuro


Ketua PR NU Sambung, Kusnudin.M.Pd, dalam sambutannya mewakili panitia , juga NU se-badan otonom menyampaikan rasa terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan masyarakat. “Ini bukti bahwa nilai-nilai kebersamaan dan kepedulian masih terjaga dengan baik. Semoga menjadi amal jariyah bagi kita semua,” ungkapnya.


Kegiatan ini merupakan agenda rutin tahunan yang menjadi salah satu sarana syiar Islam sekaligus mempererat sinergi antar-banom NU di tingkat desa. Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari NU Ranting Sambung, Muslimat NU, Fatayat NU, IPNU-IPPNU, Ansor-Banser,UPZIS dan Pemdes Desa Sambung.


Di akhir pengajian, jamaah diajak untuk menjadikan momen tahun baru Hijriyah sebagai titik tolak untuk memperbaiki diri dan membiasakan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang disampaikan oleh Drs, KH.Mashud M.Siroj,SH.MH “Jadikanlah kebaikan itu sebagai kebiasaan. Dan kebiasaan itu sebagai jalan kita menuju ridha Allah.

Demikianlah artikel ini , semoga bermanfaat bagi kita semua, Amiin


www.kabarmadrasah.com

Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.
jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017
Baca selengkapnya ...

02 April 2025

Hakikat kemenangan Idul fitri

 Hakikat kemenangan Idul Fitri memiliki beragam makna menurut perspektif ulama, budaya, dan pandangan lainnya. Berikut adalah beberapa di antaranya:

1. Pandangan Ulama

Dalam Islam, kemenangan Idul Fitri bukan hanya sekadar perayaan, tetapi memiliki makna spiritual yang mendalam:

Imam Al-Ghazali: Menyatakan bahwa Idul Fitri adalah kemenangan bagi mereka yang berhasil membersihkan hati dan jiwa selama Ramadan. Mereka yang berpuasa dengan ikhlas dan meningkatkan ketakwaan layak mendapatkan "fitrah" atau kesucian kembali.


Ibnu Rajab Al-Hanbali: Mengaitkan Idul Fitri dengan kembalinya manusia kepada keadaan suci, sebagaimana bayi yang baru lahir, setelah menjalani ibadah puasa dan memperbanyak amal ibadah.

Syekh Yusuf Al-Qaradawi: Menekankan bahwa kemenangan Idul Fitri adalah tercapainya peningkatan kualitas keimanan, kesabaran, dan ketaatan kepada Allah, bukan sekadar kebahagiaan lahiriah.

2. Pandangan Budaya

Dalam berbagai budaya Muslim, Idul Fitri dimaknai sebagai momentum kebersamaan dan keharmonisan sosial:

Di Indonesia, Idul Fitri disebut juga "Lebaran" yang identik dengan tradisi mudik, halal bihalal, dan saling memaafkan. Kemenangan bukan hanya soal ibadah pribadi, tetapi juga keberhasilan menjaga hubungan sosial.

Di Timur Tengah, perayaan Idul Fitri lebih sederhana dengan berkumpul bersama keluarga, berbagi makanan, dan mempererat persaudaraan.

Di Afrika dan Asia Selatan, ada tradisi berbagi dengan kaum fakir miskin sebagai bentuk kemenangan dalam menumbuhkan kepedulian sosial.

3. Pandangan Filosofis dan Sosial

Dari perspektif sosial dan filosofis, Idul Fitri mencerminkan beberapa hal:

Kemenangan atas hawa nafsu: Sebulan penuh umat Muslim dilatih untuk mengendalikan diri, dan Idul Fitri menjadi simbol keberhasilan dalam menaklukkan godaan duniawi.

Kesetaraan sosial: Puasa mengajarkan empati kepada kaum miskin, sehingga Idul Fitri menjadi ajang berbagi melalui zakat fitrah.

Pembaruan diri: Idul Fitri adalah awal yang baru untuk memperbaiki kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah maupun sesama manusia.

Dengan demikian, hakikat kemenangan Idul Fitri bukan sekadar kebahagiaan sesaat, tetapi sebuah pencapaian spiritual, sosial, dan moral yang lebih mendalam.


www.kabarmadrasah.com

Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.
jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017
Baca selengkapnya ...

31 March 2025

Masjid Baitul Muttaqin Sambung Undaan adakan sholat Idul Fitri dengan tertib dan khusuk

 



Pelaksanaan Sholat Idul Fitri di Desa Sambung, Undaan, Kudus, tahun 1446 H dipusatkan di Masjid Baitul Muttaqin, Senin 31 Maret 2025. Sholat dimulai pada pukul 06.20 WIB dengan suasana khusyuk dan tertib. Bertindak sebagai imam dalam sholat Idul Fitri adalah K. Ahmad Jazuli, sedangkan khutbah disampaikan oleh K. Sulhadi, S.Pd.I.


Dalam khutbahnya, K. Sulhadi, S.Pd.I. menekankan bahwa hari ini merupakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan penuh berjuang menahan diri dalam berpuasa. Selain itu, malam hari selama bulan Ramadhan juga diisi dengan ibadah qiyamullail untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.



Setelah rangkaian sholat Idul Fitri selesai, pihak takmir masjid membacakan pengumuman mengenai jariyah yang masuk pada malam takbiran hingga pagi hari Idul Fitri, dengan akumulasi sebagai berikut:

1. Jariyah: Rp.42.618.000,-

2. Infak kotak amal: Rp22.806.000,- 

Total: Rp.65.424.000,

Kegiatan selanjutnya adalah mushafahah (saling bersalaman) yang dilakukan secara bergantian dan berurutan. Jamaah laki-laki melaksanakan mushafahah di dalam masjid, sementara jamaah perempuan melakukannya di tempat yang telah disediakan dengan iringan kalimat istighfar 

Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan tahlil bersama yang dipimpin oleh KH. Ali Muntaha (Ketua Ta'mir Masjid) dil


Demikianlah rangkaian kegiatan Sholat Idul Fitri di Desa Sambung tahun 1446 H, yang berjalan dengan lancar dan penuh kebersamaan.


Baca selengkapnya ...

23 March 2025

LPNU Kudus adakan Bazar Sembako Murah, Santunan, dan Buka Puasa Bersama Meriahkan Ramadan

 

Kudus, 23 Maret 2025 — Dalam semangat berbagi di bulan suci Ramadan, Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Cabang bekerja sama dengan LPNU Anak Cabang sukses menggelar acara "Bazar Sembako Murah, Santunan, dan Buka Puasa Bersama" di dua lokasi, yakni Kecamatan Undaan dan Dawe, Desa Kuwukan.

 


Acara ini turut didukung oleh para dermawan dan pelaku usaha lokal, seperti Tahu Azzahra milik Haji Dodik serta Minyak Kita dari Haji Nor Ali. Sebanyak 600 paket sembako dibagikan di Undaan, dan 300 paket sembako di Dawe, Desa Kuwukan, disambut dengan antusiasme tinggi dari warga setempat.

 

Acara dibuka langsung oleh Ketua MWC NU Undaan, K. Syafi'i Nafi, didampingi perwakilan LPNU Cabang Kudus, Habib Ali Subkhi. Kegiatan dimulai dengan bazar sembako murah, dilanjutkan dengan pembagian takjil dan santunan kepada kaum dhuafa dan anak yatim, yang kemudian ditutup dengan buka puasa bersama.

 


Dalam sambutannya, K. Syafi'i Nafi menyampaikan apresiasinya atas dukungan berbagai pihak serta semangat gotong royong yang ditunjukkan masyarakat.

 

"Kegiatan ini bukan sekadar berbagi sembako, tapi juga wujud nyata kepedulian sosial dan semangat kebersamaan di bulan yang penuh berkah ini. Semoga membawa manfaat dan keberkahan untuk kita semua," ujar beliau.

 


Di sela-sela sambutan, Habib Ali Subkhi, pengurus LPNU Kudus yang juga Wakil Ketua MWC NU Undaan, menyampaikan rencana besar LPNU ke depan, yakni mendirikan NU Grosir.

 

"InsyaAllah, ke depan kami berencana mendirikan NU Grosir. Tujuannya untuk memperkuat perekonomian warga Nahdliyin dan memudahkan akses kebutuhan pokok dengan harga lebih terjangkau," ungkapnya.

 

Salah satu warga Undaan, Bu Siti, mengungkapkan rasa syukur dan kegembiraannya.

 

"Alhamdulillah, sembako murah ini sangat membantu kami. Apalagi ada santunan untuk anak-anak. Semoga acara seperti ini terus berlanjut," tuturnya.

 

Antusiasme warga terlihat sejak pagi, mereka berbondong-bondong hadir, baik untuk mendapatkan paket sembako murah maupun mengikuti rangkaian kegiatan hingga buka puasa bersama.

 

Ketua Panitia, H. Ahmad Ridwan, turut menambahkan bahwa acara ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat gotong royong dan kepedulian antar sesama.

 


"Kami berharap kegiatan ini tidak hanya meringankan beban warga, tapi juga menumbuhkan semangat berbagi dan mempererat silaturahmi. Ramadan adalah momen terbaik untuk saling peduli, dan kami ingin semangat ini terus berlanjut di luar bulan suci," ujarnya.

 

Semoga kegiatan semacam ini terus berlanjut, menjadi inspirasi bagi yang lain, serta semakin memperkuat solidaritas dan kepedulian antar sesama.

 

"Bersama kita kuat, berbagi kita hebat."

www.kabarmadrasah.com

Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.
jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017
Baca selengkapnya ...

19 March 2025

Masjid Baitul Muttaqin Sambung Undaan Kudus Gelar Peringatan Nuzulul Qur'an dengan Santunan Yatama dan Dhuafa

 

Pada Selasa, 18 Maret 2025 / 18 Ramadhan 1446 H, Masjid Baitul Muttaqin, yang terletak di Desa Sambung, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, menggelar peringatan Nuzulul Qur'an dengan serangkaian kegiatan penuh berkah. Acara ini meliputi santunan bagi yatama dan dhuafa serta buka puasa bersama, yang bertujuan untuk mempererat ukhuwah Islamiyah dan meningkatkan kepedulian sosial di tengah masyarakat.

Kegiatan ini berlangsung di serambi Masjid Baitul Muttaqin dan dihadiri oleh berbagai unsur masyarak


at, termasuk Pemerintah Desa Sambung beserta perangkat desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan anggotanya, serta para ketua RT dan RW se-Desa Sambung. Selain itu, turut hadir pula Nadhir Masjid, Takmir Masjid beserta pengurusnya, serta anak-anak yatama yang menjadi penerima manfaat dalam acara ini. Dari unsur Nahdlatul Ulama (NU), berbagai badan otonom desa Sambung juga turut serta dalam kegiatan yang penuh makna ini.

Acara diawali dengan tahtiman Al-Qur'an 30 juz, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan tausiyah singkat yang menggugah semangat berbagi dan kepedulian terhadap sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Acara dilanjutkan dengan penyerahan santunan kepada yatama dan dhuafa yang telah dikumpulkan dari berbagai donatur. Total dana yang berhasil dihimpun dalam acara ini mencapai Rp 36.694.000,-. Dana tersebut disalurkan kepada mereka yang berhak menerima, sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang dari masyarakat Desa Sambung.

Setelah prosesi santunan selesai, para hadirin bersama-sama melaksanakan buka puasa bersama yang telah disediakan oleh panitia. Suasana kebersamaan dan kekeluargaan begitu terasa, mencerminkan nilai-nilai Islam yang penuh dengan kasih sayang dan kebersamaan.


Acara kemudian diakhiri dengan mauidhoh hasanah yang disampaikan oleh K. Ainur Rofiq. Dalam pesannya, beliau menyampaikan harapan agar kegiatan baik seperti ini dapat terus dikembangkan untuk melengkapi berbagai kebaikan yang ada di bulan Ramadhan tahun ini.

Peringatan Nuzulul Qur'an ini tidak hanya menjadi momentum untuk memperingati turunnya Al-Qur’an, tetapi juga sebagai wujud nyata kepedulian sosial masyarakat terhadap anak yatim dan kaum dhuafa. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang dan menjadi inspirasi bagi masyarakat luas untuk terus berbagi dan peduli terhadap sesama.

 

Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Kabarmadrasah.com