Madrasah yang hebat lahir dari suasana yang hangat, penuh semangat belajar, dan sarat dengan nilai-nilai keagamaan serta akhlak mulia. Nah, salah satu kunci untuk mewujudkan iklim positif itu adalah melalui pembiasaan baik yang dijaga secara konsisten (istiqomah).
Iklim positif di madrasah bukan cuma sekadar kelas yang ceria atau lingkungan yang rapi, tapi lebih dari itu: sebuah ekosistem yang menumbuhkan disiplin, empati, semangat gotong royong, dan rasa tanggung jawab. Dan percayalah, perubahan besar itu selalu dimulai dari hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari.
Bayangkan jika setiap pagi guru menyambut murid dengan senyum dan salam, anak-anak terbiasa antre dengan tertib, sebelum belajar mereka membersihkan kelas bersama-sama, atau rutin membaca Al-Qur’an di awal pelajaran. Kelihatannya sederhana, tapi jika dilakukan terus-menerus, dampaknya luar biasa. Anak-anak belajar disiplin, punya rasa peduli, dan terbiasa menanamkan kebaikan sejak dini.
Namun, ada satu hal penting yang tak boleh dilupakan: istiqomah. Tanpa konsistensi, semua pembiasaan itu hanya akan jadi formalitas. Karena itu, seluruh warga madrasah—guru, tenaga kependidikan, hingga siswa—perlu punya komitmen bersama. Pembiasaan baik harus jadi “napas” keseharian, bukan sekadar seremonial.
Guru punya peran penting lewat teladan nyata. Ketika guru menunjukkan sikap sabar, disiplin, dan penuh kasih, siswa pun akan menirunya. Begitu juga kepala madrasah, ketika mau menyapa dengan hangat, mendengar aspirasi, dan membuka ruang dialog, maka terciptalah rasa nyaman dan memiliki bagi semua. Nilai-nilai positif yang ditanamkan dengan cinta akan menjadikan madrasah seperti rumah kedua—tempat yang menentramkan sekaligus membangun karakter.
Maka mari kita bangun iklim positif madrasah bukan hanya lewat wacana indah, tapi lewat aksi nyata. Mulailah dari diri sendiri, dari hal kecil, lalu jaga dengan istiqomah. Biasakan yang benar, dan jangan biasakan yang salah.
Karena sejatinya, madrasah bukan hanya tempat mencari ilmu, tapi juga ladang menanam karakter yang akan tumbuh sepanjang hidup anak-anak kita. Dan ingat, istiqomah dalam kebaikan adalah kunci agar perubahan itu terus hidup dan berbuah manis.