Kudus, Kabarmadrasah - Dalam rangkaian kegiatan MATSAMA 2025 MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah, selain beberapa materi Pengenalan Lingkungan Madrasah dan Kemadrasahan, Anti Bullying, Senam Indonesia Sehat,kebangsaan dan nasionalisme sehat, di hari terakhir MATSAMA 2025 panitia mengajak para murid mulai kelas 1 sampai 6 ( 13 rombel ) untuk berziarah ke makam para pendahulu , meliputi para pendiri, pemikir, para donatur baik pewaqif, dana, tenaga maupun apapun sumbangsihnya, juga para pengajar yang pernah menjadi tenaga pendidik di MI Miftahul Falah Undaa Trngah, Kamis, 17/07/2025
Kegiatan tersebut terpusat di atas makam beliau Almarrhum KH. Masturin sesepuh dan juga kepala Madrasah beberapa periode..Lalu, apa makna dan filosofi yang ingin ditanamkan kepada para murid?? Yuk kita simak ulasannya berikut ini :
Ziarah kubur kepada para pendiri dan sesepuh madrasah bukan sekadar tradisi atau rutinitas spiritual, tetapi sarat dengan makna mendalam dan nilai-nilai filosofis yang penting dalam pembentukan karakter individu dan kelembagaan madrasah.
1. Mengingatkan Akan Akhir Kehidupan (Tazakkur al-Maut)
Ziarah kubur menjadi sarana untuk mengingat kematian, yang merupakan nasihat terbaik bagi manusia. Saat melihat makam para pendiri dan sesepuh, hati tersentuh oleh kenyataan bahwa sehebat apapun manusia, akhirnya akan kembali kepada Allah.
"Kunjungilah kubur, karena ia mengingatkan kalian akan kematian."
(HR. Muslim)
2. Mengenang dan Menghargai Jasa Para Pendiri
Ziarah kubur menjadi wujud rasa syukur dan penghargaan terhadap perjuangan para tokoh yang meletakkan dasar dan membangun madrasah dengan penuh pengorbanan. Ini mengajarkan pentingnya merawat warisan perjuangan dan tidak melupakan sejarah.
3. Meneladani Semangat dan Keteladanan
Doa di pusara para pendiri bukan sekadar formalitas, tetapi refleksi atas keteladanan akhlak, perjuangan, keikhlasan, dan visi besar mereka. Hal ini menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi generasi penerus untuk melanjutkan perjuangan mereka dengan semangat dan integritas.
4. Menguatkan Rasa Kepemilikan dan Loyalitas Kelembagaan
Ziarah kubur membentuk rasa ikatan emosional antara warga madrasah (guru, murid, alumni, pengurus) dengan sejarah dan pendirinya. Ini menumbuhkan rasa cinta, tanggung jawab, dan loyalitas terhadap lembaga madrasah.
5. Doa sebagai Bentuk Bakti dan Silaturrahim Ruhani
Mendoakan arwah para pendiri dan sesepuh merupakan bentuk birrul walidain (berbakti kepada orang tua/pendahulu) dan silaturrahim ruhani. Dalam Islam, hubungan antarmanusia tidak terputus meski telah wafat ,doa menjadi penghubung yang bernilai pahala.
6. Menumbuhkan Jiwa Tawadhu dan Kesadaran Diri
Berziarah menumbuhkan kesadaran bahwa kehidupan ini sementara, dan kesuksesan madrasah adalah hasil jerih payah banyak pihak. Ini menjauhkan dari sifat sombong dan menjadikan kita lebih tawadhu (rendah hati) serta ikhlas dalam melanjutkan amanah perjuangan.
7. Media Pendidikan Nilai (Hidden Curriculum)
Ziarah kubur juga menjadi media pendidikan karakter, khususnya bagi siswa madrasah. Dari kegiatan ini, anak-anak belajar nilai hormat pada leluhur, doa, sejarah, spiritualitas, dan pentingnya menjadi bagian dari perjuangan yang lebih besar.
Ziarah kepada para pendiri dan sesepuh madrasah adalah bentuk penghormatan, refleksi spiritual, dan pembelajaran karakter yang mendalam. Kegiatan ini menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam ikatan nilai, sejarah dan doa
www.kabarmadrasah.com
Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017