Madrasah hebat bermartabat- Lebih baik madrasah - Madrasah lebih baik

Breaking News

26 May 2020

Lebaran Idul Fitri, beda hati beda rasa

Lantunan takbir, tahmid, dan tahlil yang mengagungkan asma Allah berkumandang menyambut hari raya idul fitri tahun ini. Jutaan manusia, dari berbagai etnik, suku, dan bangsa di seluruh penjuru dunia, mengumandangkan takbir, tahmid, dan tahlil, sebagai ungkapan rasa syukur dan sikap penghambaan manusia kepada Allah SWT.  

Hari-hari yang selama sebulan penuh dipadati dengan ibadah, malam-malam yang diramaikan dengan shalat tarawih dan tadarrus Alquran, dinihari yang diisi dengan tasbih dan istigfar, saat sore menjelang maghrib yang kita hiasi dengan dzikir dan tilawah alquran, serta hari-hari dimana kita bekerja keras untuk mencari kehidupan dunia berpadu dengan amal-amal shalih untuk kebahagiaan akhirat, kini telah berlalu.

Kini tinggallah harapan dan doa, semoga Allah SWT Yang Maha Pengampun berkenan mencurahkan magfirah atas segala dosa dan kesalahan kita, 

Sebagai instrospeksi diti, setiap tahun kita menjalani ibadah Ramadhan dengan penuh semangat siang dan malam. Siangnya kita berpuasa, malamnya kita tegakkan shalat malam, tetapi benarkah nuansa ketaatan itu akan terus bertahan seumur hidup kita? Atau ternyata itu hanya untuk Ramadhan? Berapa banyak dari kita yang selama Ramadhan rajin membaca Al Quran, tetapi begitu Ramadhan selesai, Al Quran dilupakan begitu saja. Semoga saja kita bisa mempertahankan nuansa ketaatan di bulan Ramadhan dalam bulan-bulan selainnya 

Kini, berbicara tentang lebaran Dari suasana lebaran yang fitri , kita dapat melihat kondisi hati dan suasana jiwa manusia yang berbeda-beda, diantaranya adalah sebagai berikut : 

Pertama, Kegembiraan

Kegembiraan dan suasana hati yang suka cita ini dipicu dengan berbagai alasan yang berbeda juga. Beberapa alasan tersebut menghiasi suasana hati, dan menentukan sikap terhadap seseorang dalam menghadapi lebaran yang fitri. Perbedaan alasan ini juga dipengaruhi oleh factor religi,kematangan emosi dan usia, ekonomi dan social budaya lainnya. Beberapa diantaranya antara lain adalah :

   1.   Gembira karena setelah sebulan berpuasa, kini tibalah saatnya menikmati hari kemenangan. Kemenangan dari sebuah “peperangan besar” yaitu jihad melawan hawa nafsu. Sesuai sabda rasulullah SAW yang artinya bahwa bagi orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagian, yaitu kebahagian ketika ifthor ( berbuka ) dan kebahagian ketika berjumpa kepada Tuhannya.

    2.   Gembira karena sudah tidak malu lagi kalau makan dan merokok  di waktu siang hari, sudah tidak ada beban lagi untuk sembunyi-sembunyi kalau-kalau ketahuan keluarga, teman dan saudara, he he Tentunya golongan ini adalah golongan yang mungkin “tidak mampu berpuasa” karena berbagai alasan.  

   3.   Gembira karena mempunyai dagangan yang diharapkan omzetnya naik berlipat-lipat karena datangnya lebaran. Berbagai pedagang memang begitu menjamur saat bulan Ramadhan, dan bahkan mendekati lebaranpun ada pedagang yang sifatnya dadakan. Mulai dari kuliner, jajanan, maupun pakaian, acesoris kendaraan, rumah, dan bahkan semua aspek kehidupan nyaris tersentuh keberkahan Ramadhan dan idul fitri ini.

   4.  Gembira karena meningkatnya pengguna jasa. Bagi seseorang yang bekerja di bidang jasa juga mendapatkan keberkahan meningkatnya pengguna jasa baik jasa renovasi rumah, mebeller, pangkas rambut, titipan sepeda di pasar dan swalayan, dan masih banyak jasa lainnya

    5.   Gembira karena pakaian yang serba baru, dan akan mendapat “wisit”  atau uang saku dari paman, pak dhe bu dhe, kang mas dan mbak yu.

Begitu juga banyak jajan yang enak-enak yang tidak ada di hari biasa selain di hari idul fitri. Tentunya golongan yang ini bisa kita tebak ya??? Yaitu golongan usia anak-anak

Kedua,  Kesedihan dan tangis

Bagaimanapun juga , Tuhan menciptakan di dunia ini berpasang-pasangan. Ada siang ada malam, ada langit ada bumi, demikian juga Tuhan ciptakan kegembiraan dan kesedihan. Tidak setiap tangis itu symbol kesedihan, banyak dijumpai di sekeliling kita adanya tangis di hari yang fitri, meskipun tangis itu ada dan disembunyikan rapat-rapat dalam hati.

Apa saja tangis yang ada di hari yang fitri?   

  1.Tangis karena ditinggalkan bulan suci Ramadhan.  Golongan ini tentunya golongannya orang-orang khusus, yaitu orang-orang sholih yang dianugrahi  rahmat Tuhan untuk hanya mengharap ridho-Nya. Selalu berharap semoga dipertemukan lagi romadhan yang akan datang. 

   2. Tangis karena melonjaknya kebutuhan dan pengeluaran sementara  pemasukan begitu minim. Mendekati lebaran, semua kebutuhan secara otomatis dan sudah menjadi keniscayaan harga melambung , entah ini permainan ataukah karena hukum pasar banyaknya minat dan permintaan, sementara ketersediaan barang sangat terbatas

    3.Tangis karena belum mempunyai gandengan. Moment lebaran terkadang membuat seseorang “minder” untuk bersilaturrahim ke sanak keluarga, bukan karena apa, namun dihantui sebuah pertanyaan yang wajib untuk dijawab, Sudah umur berapa? mana gandengannya? Kapan nikahnya?

So..siapkan jawaban sebelumnya ya kawan agar terkesan professional , tidak gugup dan tidak merasa terpojok he he.  semoga sukses !! 

  4.Tangis karena merasa begitu banyak dosa dan kesalahan. Sebuah pengakuan salah dan dosa di hari fitri akan mudah terlahir dari lisan, dan bahkan jika disertai ketulusan dari relung hati yang dalam akan membuat mata “berkaca-kata” dan berlinang air mata. Inikah yang dinamakan “ taubat nasuha?”  bukan lagi “kapok lombok “ (dalam Bahasa jawa)

  5.Tangis karena tidak bisa mudik, Terutama bagi saudara dan sahabat yang kebetulan di perantauan , berharap saat lebaran bisa kumpul keluarga, namun karena sesuatu dan lain hal mengharuskan tidak bisa mudik. Namun jangan berkecil hati, karena kemajuan teknologi saat ini, kita bisa menjalin silaturrahim lewat sms, telepon, whatapp, video call, facebook dan media social lainnya. So..meski jauh secara lahir namun tidak mengurangi kedekatan hati dengan keluarga dan saudara.

  6.Tangis karena tidak bisa bersilaturrahim. Untuk lebaran tahun 2020 ini, saat pandemi COVID-19 melanda, aturan dan kebijakan untuk memutus rantai penyebaran virus tersebut diberlakukan yang antara lain  tidak sedikit daerah atau kampung yang membatasi akses masuk bagi warga luar kampong tersebut.

Bahkan juga , kalaupun boleh masuk kampung, ada juga yang tahun ini tidak bersedia menerima tamu.

Namun bagaimanapun semua itu tentu untuk kebaikan kita semua, semoga semua kita sehat dan terhindar dari virus COVID-19 tersebut yang telah merebut “kegembiraan dan kebebasan” untuk bersilaturrahim di saat idul fitri tahun ini

Demikian coretan edisi lebaran idul fitri ini, tidak lupa kami admin blog kabarmadrasah.com menghaturkan “ Taqobbalalahu minna maminkum taqobbal ya kariim”  Selamat Idul Fitri 1441 H mohon maaf lahir dan bathin atas segala salah dan khilaf, lebih-lebih jika ada artikel di blog ini yang menyinggung perasaan sahabat semuanya, ada kesalahan redaksi,sekali lagi kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

 

www.kabarmadrasah.com

Terima kasih telah membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.
jangan lupa baca artikel :Download RPP Kelas 1 Kurikulum 2013 Revisi 2017
Comments
0 Comments

No comments:

Designed Template By Blogger Templates - Powered by Kabarmadrasah.com