Madrasah hebat bermartabat- Lebih baik madrasah - Madrasah lebih baik

Breaking News

12 November 2025

Menghidupkan Kembali Perpustakaan Madrasah: Solusi Kreatif Menghadapi Rendahnya Minat Baca Siswa


Perpustakaan madrasah, yang seharusnya menjadi jantung pembelajaran, kini sering terlihat sepi. Rak-rak buku yang rapi tersusun jarang tersentuh, meja baca lebih sering kosong, dan kartu anggota perpustakaan hanya menjadi formalitas administrasi. Ini bukan cerita asing bagi kita semua.


Di era digital ini, siswa kita lebih akrab dengan layar ponsel ketimbang halaman buku. Media sosial, game online, dan platform streaming menjadi teman sehari-hari mereka. Bukan berarti mereka tidak pintar, mereka sangat cerdas dalam menavigasi dunia digital. Namun, kita kehilangan momen berharga ketika tradisi membaca mulai tergerus.

Pertanyaannya bukan "mengapa mereka tidak suka membaca?" melainkan "bagaimana kita membuat membaca menjadi relevan dan menarik bagi mereka?"

Mari Kita Ubah Paradigma: Perpustakaan Bukan Sekadar Gudang Buku

Saatnya kita berpikir ulang. Perpustakaan madrasah harus bertransformasi dari tempat yang sunyi dan kaku menjadi ruang yang hidup, inspiratif, dan ramah terhadap generasi digital.

 1. Ciptakan Ruang yang Nyaman dan Instagramable

Siswa zaman sekarang sangat peduli dengan estetika. Mengapa tidak memanfaatkan ini?

a). Desain ulang perpustakaan dengan sudut-sudut menarik: bean bags warna-warni, dinding dengan mural inspiratif, tanaman hias, dan pencahayaan yang hangat

 b). Sediakan area khusus untuk berfoto—yes, biarlah mereka berfoto! Jika mereka membagikan momen di perpustakaan ke media sosial, itu justru promosi gratis

c). Buat zona-zona berbeda: zona tenang untuk membaca serius, zona diskusi untuk belajar kelompok, dan zona santai untuk membaca ringan

Ingat: Jika tempatnya nyaman dan menarik, mereka akan datang. Dan jika mereka datang, peluang mereka membuka buku akan meningkat.


 2. Digitalisasi Bukan Musuh, Tapi Kawan

Jangan melawan arus digital, justru manfaatkan!

a). Buat perpustakaan digital dengan e-book dan audiobook yang bisa diakses melalui ponsel

b). Gunakan aplikasi atau website perpustakaan untuk peminjaman online—siswa bisa pesan buku dari rumah

c). Adakan challenge membaca di media sosial madrasah dengan hadiah menarik

d). Buat akun perpustakaan yang aktif di Instagram atau TikTok: posting rekomendasi buku, review singkat, atau fun facts menarik dari buku

3. Koleksi Buku yang Benar-Benar Mereka Inginkan

Jujur saja, banyak perpustakaan madrasah yang koleksi bukunya masih itu-itu saja dari puluhan tahun lalu. Mari kita perbaiki:

a). Libatkan siswa dalam memilih buku baru! Buat survei atau kotak saran tentang buku apa yang ingin mereka baca

b). Sediakan novel populer, komik edukatif, majalah islami, dan buku-buku motivasi yang sedang trending

c). Jangan lupakan majalah, tabloid, dan literatur populer yang ringan namun bermutu

d). Koleksi biografi tokoh-tokoh inspiratif, termasuk tokoh muda yang mereka kagumi

Prinsipnya sederhana: jika bukunya menarik, mereka akan membaca.

4. Program Kreatif yang Membuat Membaca Jadi Asyik

Membaca tidak harus selalu sunyi dan serius. Mari buat program yang seru:

a). Book Challenge & Reward System

b). Program "30 Hari 3 Buku" dengan sertifikat dan hadiah

c). Papan peringkat pembaca terbaik bulan ini

d). Poin reward yang bisa ditukar dengan merchandise madrasah atau bebas tugas tertentu

Event Rutin yang Ditunggu-tunggu

- Book Fair & Bazaar Buku setiap semester

- Bedah buku dengan mengundang penulis atau tokoh inspiratif

- Story telling competition atau podcast review buku

- Book swap: siswa bisa tukar-menukar buku koleksi pribadi

Klub Baca yang Kekinian

- Klub baca dengan tema menarik: fantasi, petualangan, kisah islami inspiratif

- Pertemuan rutin yang santai dengan snack dan diskusi seru

- Kolaborasi dengan klub-klub lain untuk membuat reading theater atau dramatisasi

5. Pustakawan yang Inspiring, Bukan Intimidating

Pustakawan adalah kunci! Mereka harus:

a).  Ramah, approachable, dan memahami dunia siswa

b). Bisa memberikan rekomendasi personal sesuai minat siswa

c). Aktif mengadakan interaksi, bukan hanya duduk di meja administrasi

d). Menjadi role model pembaca yang antusias

6. Integrasikan dengan Pembelajaran

Jangan biarkan perpustakaan berdiri sendiri:

- Wajibkan setiap mata pelajaran untuk minimal sekali dalam sebulan melakukan pembelajaran di perpustakaan

- Buat tugas-tugas yang mengharuskan siswa mengeksplorasi buku (bukan hanya Google!)

- Program "membaca 15 menit" setiap pagi sebelum pelajaran dimulai

- Literasi sebagai bagian penilaian karakter

Peran Kita Semua: Guru, Orang Tua, dan Masyarakat

Untuk Para Guru:

Jadilah teladan! Ceritakan buku yang Anda baca, diskusikan di kelas, tunjukkan bahwa membaca adalah kebiasaan orang-orang sukses dan berilmu.

Untuk Para Orang Tua:

Mulai dari rumah. Sediakan waktu membaca bersama keluarga, kurangi screen time, dan belikan buku sebagai hadiah—bukan hanya mainan atau gadget.

Untuk Pengelola Madrasah:

Alokasikan anggaran yang cukup untuk perpustakaan. Ini bukan pengeluaran, tapi investasi jangka panjang untuk kualitas generasi mendatang.

Untuk Alumni dan Donatur:

Wakaf buku adalah sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir. Sumbangkan koleksi buku Anda atau sponsori program literasi madrasah.

Rendahnya minat baca bukan vonis mati. Ini adalah tantangan yang bisa kita atasi bersama dengan kreativitas, konsistensi, dan komitmen. Perpustakaan madrasah bisa menjadi tempat favorit siswa jika kita mau berinovasi dan memahami kebutuhan mereka.

Membaca adalah jendela dunia. Dan tugas kita adalah membuat jendela itu semenarik mungkin sehingga mereka ingin membukanya setiap hari. Bukan dengan paksaan, tapi dengan ajakan yang menyenangkan.

Mari bersama-sama menghidupkan kembali perpustakaan madrasah kita. Karena generasi yang literat adalah generasi yang siap menghadapi masa depan dengan ilmu, wawasan, dan kebijaksanaan.

Yuk, mulai dari madrasah kita! Mulai dari sekarang!

"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur'an dan mengajarkannya." - HR. Bukhari*

Dan membaca adalah langkah pertama menuju ilmu yang bermanfaat.

Baca selengkapnya ...

11 November 2025

Pengukuran Panjang dan berat menggunakan satuan baku

 

Materi ini membahas tentang pengukuran panjang dan berat menggunakan satuan baku (standar) serta hubungan antar-satuan tersebut. Satuan baku menghasilkan nilai yang selalu sama (standar), tidak seperti satuan tidak baku (misalnya jengkal, langkah) yang hasilnya bisa berbeda.


A. Pengukuran Panjang dengan Satuan Baku

  • Satuan Baku Panjang

Satuan baku panjang yang umum digunakan berurutan dari yang terpanjang ke terpendek adalah:

Kilometer (km) – Hektometer (hm) – Dekameter (dam) – Meter (m) – Desimeter (dm) – Centimeter (cm) – Milimeter (mm).

  • Alat Ukur Panjang Baku
    • Penggaris (Mistar): Untuk mengukur benda pendek (kurang dari 1 meter), biasanya bersatuan cm atau mm.
    • Meteran Pita (Meteran Kain): Digunakan oleh penjahit untuk mengukur bahan pakaian atau tubuh, bersatuan meter.
    • Meteran Rol Kecil: Digunakan tukang kayu/bangunan untuk mengukur benda/ruangan hingga 10 meter.
    • Meteran Rol Besar: Digunakan untuk mengukur tanah atau jalan, hingga 50 meter.

B. Hubungan Antarsatuan Baku Panjang

Hubungan antarsatuan panjang diwakili oleh tangga satuan panjang.

  • Setiap turun 1 tangga (dari km ke hm, atau dam ke m, dll.), nilai harus dikalikan 10.
  • Setiap naik 1 tangga (dari m ke dam, atau cm ke dm, dll.), nilai harus dibagi 10.

Turun (x10)

Contoh Konversi

Naik (:10)

1 tangga

1 m= 10 dm

1 tangga

2 tangga

1 m= 100 cm

2 tangga

3 tangga

1  km = 1.000 m

3 tangga

C. Pengukuran Berat dengan Satuan Baku

  • Satuan Baku Berat

Satuan baku berat yang umum digunakan berurutan dari yang terberat ke teringan adalah:

Kilogram (kg) – Hektogram (hg) atau Ons – Dekagram (dag) – Gram (g) – Desigram (dg) – Centigram (cg) – Miligram (mg).

  • Alat Ukur Berat Baku

Untuk mengukur berat benda digunakan Timbangan. Jenis-jenis timbangan:

    • Timbangan Duduk/Dapur: Untuk menimbang bahan makanan (g, kg).
    • Timbangan Pasar: Untuk menimbang benda dagangan dalam jumlah lebih besar (kg, ons).
    • Timbangan Badan: Untuk mengukur berat tubuh (kg).
    • Timbangan Digital: Hasil pengukuran muncul dalam bentuk angka digital.

D. Hubungan Antarsatuan Baku Berat

Hubungan antarsatuan berat juga diwakili oleh tangga satuan berat.

  • Aturan konversi sama dengan satuan panjang:
    • Setiap turun 1 tangga, nilai dikalikan 10.
    • Setiap naik 1 tangga, nilai dibagi 10.

 



Baca selengkapnya ...

08 November 2025

PPL MA Muallimat NU Kudus di MI NU Miftahul Falah: Menjalin Silaturahim dan Menebar Manfaat


Undaan Tengah — Suasana hangat penuh semangat terasa di Ruang Serbaguna MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah, Sabtu, 8 November 2025, saat madrasah ini menerima kehadiran para peserta Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari MA Muallimat NU Kudus. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama sepekan, mulai 8 hingga 13 November 2025, dengan agenda utama menimba pengalaman nyata di dunia pendidikan ibtidaiyah (dasar)



 Dalam sambutannya, H. Azwar Anas, S.Pd.I, selaku guru pembimbing, menyampaikan pesan dan salam hangat dari Ibu Kepala MA Muallimat NU Kudus kepada seluruh dewan guru MI NU Miftahul Falah.


Selain sebaga sarana silaturahmi, beliau menuturkan bahwa kegiatan PPL ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan wadah pembelajaran dan pengabdian yang membawa banyak kemaslahatan.

“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang luas, menjadi pengalaman berharga, dan bisa menjadi bekal berharga setelah para peserta lulus nanti,” ujar beliau penuh harap 

Menariknya, kerja sama antara MA Muallimat NU Kudus dan MI NU Miftahul Falah bukan hal baru. Tahun ini tercatat sebagai program PPL ke-15 yang dijalankan di madrasah tersebut. Sebanyak 15 peserta PPL diterjunkan untuk ikut terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, membantu para guru, sekaligus belajar mengelola dinamika kelas secara nyata.

 “Kami berharap para peserta bisa membantu apa pun yang dibutuhkan selama praktik, dan semoga MA Muallimat NU Kudus semakin berkah dan semakin jaya,” tambah H. Azwar Anas dengan nada penuh harap.

Sementara itu, Ahmad Yunus, M.Pd., selaku Kepala MI NU Miftahul Falah, menyampaikan ucapan selamat datang dan apresiasi kepada seluruh peserta PPL. Beliau menegaskan bahwa madrasah ini selalu terbuka untuk menjadi tempat belajar dan berproses bagi calon-calon guru masa depan.

 “Selamat datang di keluarga besar MI NU Miftahul Falah. Semoga selama di sini, adik-adik bisa belajar banyak hal, tidak hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang mengasah keikhlasan dan cinta terhadap dunia pendidikan,” ujarnya dengan senyum ramah.

Di akhir acara, perwakilan dari peserta PPL juga menyampaikan rasa syukur dan harapannya agar selama berada di MI NU Miftahul Falah dapat dibimbing, diarahkan, dan diberi kesempatan untuk belajar sebanyak-banyaknya dari para guru yang berpengalaman.

Kegiatan ini menjadi momentum indah dalam memperkuat hubungan antar lembaga pendidikan NU sekaligus menumbuhkan semangat generasi pendidik muda untuk mengabdi dengan hati.

Semoga sinergi antara MA Muallimat NU Kudus dan MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah terus terjalin erat, membawa berkah dan manfaat bagi dunia pendidikan.

Baca selengkapnya ...

05 November 2025

Outbound Ceria MI NU Miftahul Falah 2025


Menyatu dengan Alam di Bukit Sekipan, Kemuning, dan Ziarah ke Masjid Syech Ziyad Solo


Undaan Tengah, Kudus — Senin, 3 November 2025 menjadi hari yang dinanti oleh seluruh siswa kelas 5 dan 6 MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah. Hari itu, madrasah menggelar kegiatan Outbound dan Rekreasi Edukatif ke Tawangmangu, Bukit Sekipan, Kemuning, dan Masjid Syech Ziyad Solo.



Kegiatan ini merupakan agenda dua tahunan yang rutin diselenggarakan untuk memberikan pengalaman belajar di luar kelas sekaligus mempererat kebersamaan antara siswa, guru, dan pendamping. Dengan semangat ceria, seluruh peserta berangkat dari halaman madrasah sejak pukul 05.30 WIB menuju lokasi wisata yang sejuk di lereng Gunung Lawu.

Berdasarkan jadwal yang telah disusun panitia, kegiatan berlangsung dengan padat namun menyenangkan:

05.00 – 05.30 WIB – Berkumpul di halaman MI NU Miftahul Falah untuk apel keberangkatan.

05.30 – 10.00 WIB – Perjalanan menuju Bukit Sekipan, destinasi wisata keluarga yang menyuguhkan wahana outbound, mini zoo, dan spot foto edukatif.

10.00 – 13.30 WIB – Sesi wisata dan outbound di Bukit Sekipan dengan berbagai aktivitas permainan tim dan pengenalan lingkungan alam.

13.30 – 14.00 WIB – Perjalanan menuju rumah makan untuk makan siang dan sholat bersama.

15.00 – 15.30 WIB – Perjalanan menuju Kemuning, kawasan wisata alam dengan hamparan kebun teh yang menyejukkan.

15.30 – 17.00 WIB – Aktivitas seru tubing di Kali Pucung, menambah keceriaan dan keberanian para peserta.

17.00 – 18.00 WIB – Berbelanja oleh-oleh di Banana Kress sembari beristirahat sore.

18.00 – 19.00 WIB – Makan malam bersama di rumah makan sekitar Solo.

19.00 – 21.00 WIB – Ziarah dan wisata religi ke Masjid Syech Ziyad Solo, tempat bersejarah yang menjadi refleksi spiritual menjelang akhir perjalanan.

21.00 – 23.30 WIB – Perjalanan pulang menuju Kudus dengan penuh kenangan.

Kepala MI NU Miftahul Falah, Ahmad Yunus, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak sekadar rekreasi, tetapi juga bentuk pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan nilai-nilai kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian terhadap alam.

 “Kami ingin anak-anak belajar bersyukur, berani berinteraksi, serta mengenal ciptaan Allah secara langsung melalui alam dan kegiatan positif di luar madrasah,” ujarnya.

Para siswa tampak antusias mengikuti setiap kegiatan. Kegembiraan mereka terasa sejak keberangkatan hingga tiba kembali di Kudus menjelang tengah malam. Banyak yang mengaku pengalaman ini menjadi momen tak terlupakan, apalagi bagi siswa kelas 6 yang tahun depan akan lulus dari madrasah tercinta.



Semoga kegiatan outbound ini menjadi langkah kecil yang menumbuhkan jiwa berani, mandiri, dan berakhlakul karimah bagi seluruh peserta didik MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah.

Baca selengkapnya ...

26 October 2025

Lima Tingkatan Pahala Sedekah Menurut Imam As-Suyuthi


Sedekah merupakan amal yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Ia bukan hanya membantu sesama, tetapi juga menjadi bukti keimanan, kasih sayang, dan kepedulian seorang Muslim.


Dalam salah satu karyanya, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa pahala sedekah memiliki lima tingkatan tergantung kepada siapa sedekah itu diberikan. Penjelasan ini juga tercantum dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 69.

 1. Sedekah kepada orang sehat — pahala 10 kali lipat

"Wahidatun bi ‘asyarah, wa hiya ‘ala shahihil jism."

(Satu sedekah yang diberikan kepada orang sehat berpahala sepuluh kali lipat.)

Makna:

Memberi kepada orang yang sehat jasmani tetap berpahala, meski mereka mungkin masih mampu bekerja. Pahala ini menunjukkan bahwa niat ikhlas dan keumuman manfaat menjadi ukuran utama.

Contoh:

Memberi minuman atau makanan kepada teman, berbagi sembako saat kegiatan sosial, atau menyumbang pembangunan fasilitas umum.

 Hikmah:

Melatih kepekaan sosial dan mempererat ukhuwah antar sesama tanpa melihat status.


 2. Sedekah kepada orang buta atau cacat — pahala 90 kali lipat

 "Wahidatun bitis‘īna, wa hiya ‘alal a‘mā wal mubtalā."

Makna:

Memberi kepada mereka yang memiliki kekurangan fisik menunjukkan kasih sayang yang tinggi. Mereka termasuk golongan yang sulit berusaha seperti orang pada umumnya.

Contoh:

Memberikan alat bantu jalan, membantu penyandang disabilitas, atau mendukung pelatihan kerja bagi difabel.

 Hikmah:

Menumbuhkan empati mendalam dan rasa syukur atas nikmat sehat yang dimiliki.


 3. Sedekah kepada kerabat yang membutuhkan — pahala 900 kali lipat

 "Wahidatun bitis‘mi’ah, wa hiya ‘ala dzī qarābah muhtāj."

 Makna:

Sedekah kepada keluarga miskin memiliki dua keutamaan: menyambung silaturahmi dan membantu sesama. Karena itu, pahalanya jauh lebih besar.

 Contoh:

Membantu biaya sekolah keponakan yatim, menanggung kebutuhan keluarga yang sedang kesulitan, atau mengirim bantuan untuk saudara di kampung.

 Hikmah:

Menumbuhkan keharmonisan keluarga, menghilangkan iri hati, dan memperkuat ikatan darah dalam ridha Allah.


 4. Sedekah kepada kedua orang tua — pahala 100.000 kali lipat

Wahidatun bimi’ati alf, wa hiya ‘alal abawain."

Makna:

Orang tua adalah sebab keberadaan kita dan telah berkorban sejak lahir hingga dewasa. Karena itu, berbakti kepada orang tua melalui sedekah mendatangkan pahala yang luar biasa besar.

Contoh:

Memberi nafkah, membantu kebutuhan sehari-hari mereka, atau mengirim hadiah kecil yang membuat hati mereka senang.

Hikmah

Mendatangkan ridha Allah, membuka pintu rezeki, dan menjadi sumber keberkahan hidup dunia akhirat.


5. Sedekah kepada ulama atau ahli fikih — pahala 900.000 kali lipat

 "Wahidatun bitis'i miatialf, wa hiya ‘alā ‘ālim aw faqīh."

 Makna:

Ulama dan ahli fikih adalah penjaga agama, penyampai ilmu, dan penerus perjuangan para nabi. Memberi kepada mereka berarti mendukung keberlangsungan ilmu dan dakwah.

 Contoh:

Memberi hadiah kepada guru ngaji, membantu pondok pesantren, atau mendukung kegiatan dakwah dan pendidikan Islam.

 Hikmah:

Menjadi jalan turunnya keberkahan ilmu, memperkuat lembaga keilmuan Islam, dan mengalirkan pahala jariyah tanpa henti.

 

Kesimpulan

Imam As-Suyuthi mengajarkan bahwa nilai sedekah tidak hanya diukur dari jumlah harta, tetapi juga kepada siapa sedekah itu diberikan. Semakin tinggi kedudukan orang yang menerima (dalam pandangan syariat dan akhlak), semakin besar pula pahala yang dijanjikan.

Sedekah kepada orang tua dan ulama mendapat tempat tertinggi, karena keduanya menjadi sebab kebaikan dunia dan akhirat.

Mari jadikan sedekah sebagai bagian dari gaya hidup harian. Mulailah dari yang kecil — senyum, bantuan tenaga, atau doa. Karena sedekah yang tulus akan menjadi cahaya di dunia dan tabungan di akhirat.

 “Tidak akan berkurang harta karena sedekah.”

(HR. Muslim)

Baca selengkapnya ...

23 October 2025

Resume Materi Bahasa Indonesia Kelas 3 MI


Merumuskan Ide Pokok dan Menyebutkan Masalah yang Dihadapi Tokoh Cerita

A. Pengertian Ide Pokok

Ide pokok adalah gagasan utama atau pokok pikiran yang menjadi inti dari sebuah paragraf.


Biasanya ide pokok berisi hal yang paling penting yang ingin disampaikan oleh penulis.

Ciri-ciri ide pokok:

1. Mengandung inti pembahasan dari paragraf.

2. Dapat ditemukan di awal, tengah, atau akhir paragraf.

3. Jika kalimat pendukung dihapus, makna utama masih bisa dipahami.

4. Tidak terlalu panjang, hanya berupa satu gagasan utama.

Contoh: Paragraf:

       Setiap hari Rina membantu ibu menyapu halaman rumah. Ia melakukannya dengan senang hati agar rumah terlihat bersih dan rapi.

 Ide pokoknya: Rina rajin membantu ibu membersihkan rumah.

B. Cara Menemukan Ide Pokok

1. Baca seluruh paragraf dengan cermat.

2. Tentukan kalimat utama yang berisi hal pokok.

3. Abaikan kalimat penjelas yang hanya mendukung ide utama.

4. Rumuskan ide pokok dengan bahasa sendiri agar lebih mudah dipahami.

C. Pengertian Tokoh dan Masalah dalam Cerita

Dalam sebuah cerita terdapat tokoh, yaitu orang atau makhluk yang melakukan peran dalam cerita.

Tokoh biasanya mengalami masalah atau konflik yang menjadi bagian penting dari jalan cerita.

Masalah tokoh adalah halangan, kesulitan, atau tantangan yang dihadapi oleh tokoh dalam mencapai tujuannya.

Contoh: Cerita:

Dika ingin memenangkan lomba menggambar. Namun, pensil warnanya hilang sehingga ia sedih dan hampir menyerah.

 Masalah tokoh: Dika kehilangan pensil warna sehingga tidak bisa menggambar.

D. Cara Menyebutkan Masalah Tokoh Cerita

1. Baca dan pahami isi cerita.

2. Kenali siapa tokohnya.

3. Perhatikan peristiwa yang membuat tokoh sedih, bingung, atau kesulitan.

4. Tuliskan masalahnya dengan kalimat sederhana.

E. Contoh Latihan Soal

1. Paragraf:

         Setiap pagi, Beni berangkat sekolah lebih awal agar tidak terlambat. Ia selalu menyiapkan tas dan buku sejak malam hari.

Apa ide pokok paragraf tersebut?

Jawaban: Beni rajin berangkat sekolah lebih awal.

2. Cerita:

        Sinta ingin membantu ibunya memasak, tetapi ia tidak bisa menyalakan kompor.

 Apa masalah yang dihadapi tokoh?

Jawaban: Sinta tidak bisa menyalakan kompor.

F. Kesimpulan

Ide pokok adalah inti dari paragraf atau gagasan utama yang dibahas penulis.

Masalah tokoh adalah kesulitan yang dialami tokoh dalam cerita.

Untuk memahami teks dengan baik, kita perlu bisa menemukan ide pokok dan menyebutkan masalah tokoh dengan tepat.

-------------------------------------------------

A. Soal Pilihan Ganda

(Pilihlah jawaban yang paling tepat!)

1. Ide pokok adalah ...

a. kalimat yang paling panjang dalam paragraf

b. inti atau pokok pikiran dari suatu paragraf

c. kata yang paling sering diulang

d. kalimat penjelas paragraf

Jawaban: b

2. Kalimat utama dalam paragraf biasanya berisi ...

a. hal-hal yang tidak penting

b. contoh-contoh dari topik

c. inti dari pembahasan paragraf

d. perasaan penulis

Jawaban: c

3. Paragraf:

         Setiap hari, Dita menyiram bunga di halaman rumah. Ia ingin bunganya tumbuh subur dan indah.

Ide pokok paragraf di atas adalah …

a. Dita suka bermain di halaman

b. Dita menyiram bunga setiap hari

c. Dita membeli bunga baru

d. Dita menanam pohon mangga

Jawaban: b

4. Cara menemukan ide pokok adalah dengan …

a. membaca cepat tanpa memahami

b. membaca lalu menulis semua kalimat

c. membaca dan mencari kalimat utama

d. menghapus semua kalimat penjelas

Jawaban: c

5. Tokoh dalam cerita adalah …

a. tempat terjadinya peristiwa

b. orang yang menceritakan kisah

c. orang atau hewan yang berperan dalam cerita

d. waktu kejadian berlangsung

Jawaban: c


6. Masalah tokoh dalam cerita berarti …

a. hal lucu yang dialami tokoh

b. peristiwa menyenangkan

c. kesulitan atau hambatan yang dialami tokoh

d. keinginan tokoh dalam cerita

Jawaban: c

7. Cerita:

          Lani ingin mengikuti lomba mewarnai di sekolah. Namun, krayonnya tertinggal di rumah

Masalah yang dihadapi Lani adalah …

a. Lani tidak bisa menggambar

b. Krayon Lani tertinggal di rumah

c. Lani tidak suka lomba

d. Lani sakit

Jawaban: b


8. Paragraf:

 Ayah menanam pohon mangga di belakang rumah. Ia merawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk setiap minggu.

Ide pokok paragraf di atas adalah …

a. Ayah membeli pupuk di toko

b. Ayah merawat pohon mangga dengan baik

c. Ayah menyiram bunga setiap hari

d. Pohon mangga tumbuh di depan rumah

Jawaban: b


9. Tokoh utama dalam cerita biasanya …

a. muncul di awal saja

b. jarang terlihat

c. mengalami banyak peristiwa penting

d. tidak berperan penting

Jawaban: c


10. Cerita

           Edo ingin membantu ibunya mencuci piring, tetapi ia menjatuhkan piring hingga pecah.

Masalah yang dihadapi Edo adalah …

a. Edo tidak mau membantu ibu

b. Edo menjatuhkan piring hingga pecah

c. Edo pergi ke dapur

d. Edo mencuci piring dengan sabun

Jawaban: b


 B. Soal Uraian

(Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!)

1. Apa yang dimaksud dengan ide pokok?

2. Bagaimana cara menemukan ide pokok dalam paragraf?

3. Siapa yang dimaksud dengan tokoh dalam cerita?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah yang dihadapi tokoh cerita!

5. Cerita:

Riko ingin bermain bola di lapangan, tetapi hujan turun sangat deras.

Apa masalah yang dihadapi Riko?


Baca selengkapnya ...

16 October 2025

Kalimat Ajaib untuk Menumbuhkan Akhlak Mulia pada Anak


Dalam dunia pendidikan, akhlak merupakan pondasi utama yang membentuk kepribadian anak. Ilmu tanpa akhlak ibarat pohon tanpa buah — tinggi, namun tak memberi manfaat. Karena itu, pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini, baik di rumah, sekolah, maupun madrasah.


Salah satu cara sederhana namun efektif untuk menanamkan akhlak adalah melalui “kalimat ajaib”, yaitu ucapan-ucapan singkat yang mengandung nilai sopan santun, kasih sayang, dan penghargaan terhadap sesama.

Ada beberapa kalimat ajaib yang sebaiknya dibiasakan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tampak sederhana, kata-kata ini dapat membentuk karakter yang santun, rendah hati, dan berakhlak mulia.

 1. Tolong

Kata “tolong” menunjukkan rasa hormat dan kesadaran bahwa kita membutuhkan bantuan orang lain. Ajarkan anak untuk selalu mengucapkan “tolong” sebelum meminta sesuatu, agar tumbuh sikap sopan dan tidak merasa berhak atas segala hal.

 Contoh: “Tolong ambilkan buku, ya!”


2. Terima Kasih

Ucapan “terima kasih” adalah bentuk rasa syukur dan penghargaan kepada orang lain. Dengan membiasakan kata ini, anak belajar menghargai setiap kebaikan, sekecil apa pun.

 Contoh: “Terima kasih sudah membantu saya, Bu.”


3. Maaf

Kata “maaf” memiliki kekuatan besar dalam menjaga hubungan dan menghapus kesalahan. Anak yang terbiasa meminta maaf akan tumbuh menjadi pribadi rendah hati dan tidak egois.

Contoh: “Maaf, saya tidak sengaja menabrak.”


 4. Permisi

Kata “permisi” melatih anak untuk menghargai privasi dan kenyamanan orang lain. Mengucapkannya sebelum masuk ruangan atau melewati orang lain adalah bentuk akhlak sopan santun yang tinggi.

 Contoh: “Permisi, boleh saya lewat?”


5. Bismillah dan Alhamdulillah

Kedua kata ini menanamkan nilai keimanan yang kuat.

“Bismillah” mengajarkan anak untuk memulai segala aktivitas dengan niat baik dan mengingat Allah.

“Alhamdulillah” mengajarkan rasa syukur atas hasil apa pun yang diperoleh.



 6. Salam

Ucapan “Assalamu’alaikum” bukan sekadar sapaan, tapi doa keselamatan bagi sesama. Dengan membiasakannya, anak belajar menebar kedamaian dan cinta kasih.


Dalam format yang lain, madrasah juga bisa menerapkan konsep 5 S 

Senyum, Salam, Sapa dan Sopan Santun

Selain kalimat -kalimat utama di atas, berikut beberapa kalimat bijak yang bisa memotivasi pendidikan akhlak anak di madrasah:

“Adab lebih tinggi dari ilmu.”

“Jujur itu berani.”

“Senyummu adalah ibadah.”

“Hormati guru, niscaya ilmumu berkah.”

“Allah selalu melihat, meski tak ada yang memperhatikan.”


Kalimat-kalimat tersebut dapat ditempel di dinding kelas, dibacakan dalam apel pagi, atau dijadikan tema harian agar anak terbiasa dengan nilai-nilai luhur dalam keseharian.

Mendidik akhlak anak bukan sekadar mengajarkan teori, melainkan menanamkan kebiasaan kecil yang membentuk hati dan perilaku. Kalimat ajaib seperti tolong, maaf, permisi, dan terima kasih adalah kunci sederhana untuk membangun generasi yang beradab dan berkarakter.

Mari bersama-sama — orang tua, guru, dan masyarakat — membiasakan anak untuk berkata baik, berperilaku santun, dan meneladani akhlak Rasulullah ﷺ dalam setiap langkahnya.

 “Pendidikan akhlak tidak dimulai dari buku, tetapi dari ucapan dan teladan setiap hari.”


Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Kabarmadrasah.com