Madrasah hebat bermartabat- Lebih baik madrasah - Madrasah lebih baik

Breaking News

08 November 2025

PPL MA Muallimat NU Kudus di MI NU Miftahul Falah: Menjalin Silaturahim dan Menebar Manfaat


Undaan Tengah — Suasana hangat penuh semangat terasa di Ruang Serbaguna MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah, Sabtu, 8 November 2025, saat madrasah ini menerima kehadiran para peserta Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dari MA Muallimat NU Kudus. Kegiatan ini dijadwalkan berlangsung selama sepekan, mulai 8 hingga 13 November 2025, dengan agenda utama menimba pengalaman nyata di dunia pendidikan ibtidaiyah (dasar)


 Dalam sambutannya, H. Azwar Anas, S.Pd.I, selaku guru pembimbing, menyampaikan pesan dan salam hangat dari Ibu Kepala MA Muallimat NU Kudus kepada seluruh dewan guru MI NU Miftahul Falah.


Selain sebaga sarana silaturahmi, beliau menuturkan bahwa kegiatan PPL ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan wadah pembelajaran dan pengabdian yang membawa banyak kemaslahatan.

“Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang luas, menjadi pengalaman berharga, dan bisa menjadi bekal berharga setelah para peserta lulus nanti,” ujar beliau penuh harap 

Menariknya, kerja sama antara MA Muallimat NU Kudus dan MI NU Miftahul Falah bukan hal baru. Tahun ini tercatat sebagai program PPL ke-15 yang dijalankan di madrasah tersebut. Sebanyak 15 peserta PPL diterjunkan untuk ikut terlibat langsung dalam kegiatan belajar mengajar, membantu para guru, sekaligus belajar mengelola dinamika kelas secara nyata.

 “Kami berharap para peserta bisa membantu apa pun yang dibutuhkan selama praktik, dan semoga MA Muallimat NU Kudus semakin berkah dan semakin jaya,” tambah H. Azwar Anas dengan nada penuh harap.

Sementara itu, Ahmad Yunus, M.Pd., selaku Kepala MI NU Miftahul Falah, menyampaikan ucapan selamat datang dan apresiasi kepada seluruh peserta PPL. Beliau menegaskan bahwa madrasah ini selalu terbuka untuk menjadi tempat belajar dan berproses bagi calon-calon guru masa depan.

 “Selamat datang di keluarga besar MI NU Miftahul Falah. Semoga selama di sini, adik-adik bisa belajar banyak hal, tidak hanya tentang mengajar, tetapi juga tentang mengasah keikhlasan dan cinta terhadap dunia pendidikan,” ujarnya dengan senyum ramah.

Di akhir acara, perwakilan dari peserta PPL juga menyampaikan rasa syukur dan harapannya agar selama berada di MI NU Miftahul Falah dapat dibimbing, diarahkan, dan diberi kesempatan untuk belajar sebanyak-banyaknya dari para guru yang berpengalaman.

Kegiatan ini menjadi momentum indah dalam memperkuat hubungan antar lembaga pendidikan NU sekaligus menumbuhkan semangat generasi pendidik muda untuk mengabdi dengan hati.

Semoga sinergi antara MA Muallimat NU Kudus dan MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah terus terjalin erat, membawa berkah dan manfaat bagi dunia pendidikan.

Baca selengkapnya ...

05 November 2025

Outbound Ceria MI NU Miftahul Falah 2025


Menyatu dengan Alam di Bukit Sekipan, Kemuning, dan Ziarah ke Masjid Syech Ziyad Solo


Undaan Tengah, Kudus — Senin, 3 November 2025 menjadi hari yang dinanti oleh seluruh siswa kelas 5 dan 6 MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah. Hari itu, madrasah menggelar kegiatan Outbound dan Rekreasi Edukatif ke Tawangmangu, Bukit Sekipan, Kemuning, dan Masjid Syech Ziyad Solo.



Kegiatan ini merupakan agenda dua tahunan yang rutin diselenggarakan untuk memberikan pengalaman belajar di luar kelas sekaligus mempererat kebersamaan antara siswa, guru, dan pendamping. Dengan semangat ceria, seluruh peserta berangkat dari halaman madrasah sejak pukul 05.30 WIB menuju lokasi wisata yang sejuk di lereng Gunung Lawu.

Berdasarkan jadwal yang telah disusun panitia, kegiatan berlangsung dengan padat namun menyenangkan:

05.00 – 05.30 WIB – Berkumpul di halaman MI NU Miftahul Falah untuk apel keberangkatan.

05.30 – 10.00 WIB – Perjalanan menuju Bukit Sekipan, destinasi wisata keluarga yang menyuguhkan wahana outbound, mini zoo, dan spot foto edukatif.

10.00 – 13.30 WIB – Sesi wisata dan outbound di Bukit Sekipan dengan berbagai aktivitas permainan tim dan pengenalan lingkungan alam.

13.30 – 14.00 WIB – Perjalanan menuju rumah makan untuk makan siang dan sholat bersama.

15.00 – 15.30 WIB – Perjalanan menuju Kemuning, kawasan wisata alam dengan hamparan kebun teh yang menyejukkan.

15.30 – 17.00 WIB – Aktivitas seru tubing di Kali Pucung, menambah keceriaan dan keberanian para peserta.

17.00 – 18.00 WIB – Berbelanja oleh-oleh di Banana Kress sembari beristirahat sore.

18.00 – 19.00 WIB – Makan malam bersama di rumah makan sekitar Solo.

19.00 – 21.00 WIB – Ziarah dan wisata religi ke Masjid Syech Ziyad Solo, tempat bersejarah yang menjadi refleksi spiritual menjelang akhir perjalanan.

21.00 – 23.30 WIB – Perjalanan pulang menuju Kudus dengan penuh kenangan.

Kepala MI NU Miftahul Falah, Ahmad Yunus, M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak sekadar rekreasi, tetapi juga bentuk pembelajaran kontekstual yang menumbuhkan nilai-nilai kemandirian, kebersamaan, dan kepedulian terhadap alam.

 “Kami ingin anak-anak belajar bersyukur, berani berinteraksi, serta mengenal ciptaan Allah secara langsung melalui alam dan kegiatan positif di luar madrasah,” ujarnya.

Para siswa tampak antusias mengikuti setiap kegiatan. Kegembiraan mereka terasa sejak keberangkatan hingga tiba kembali di Kudus menjelang tengah malam. Banyak yang mengaku pengalaman ini menjadi momen tak terlupakan, apalagi bagi siswa kelas 6 yang tahun depan akan lulus dari madrasah tercinta.



Semoga kegiatan outbound ini menjadi langkah kecil yang menumbuhkan jiwa berani, mandiri, dan berakhlakul karimah bagi seluruh peserta didik MI NU Miftahul Falah Undaan Tengah.

Baca selengkapnya ...

26 October 2025

Lima Tingkatan Pahala Sedekah Menurut Imam As-Suyuthi


Sedekah merupakan amal yang sangat dicintai oleh Allah SWT. Ia bukan hanya membantu sesama, tetapi juga menjadi bukti keimanan, kasih sayang, dan kepedulian seorang Muslim.


Dalam salah satu karyanya, Imam As-Suyuthi menjelaskan bahwa pahala sedekah memiliki lima tingkatan tergantung kepada siapa sedekah itu diberikan. Penjelasan ini juga tercantum dalam kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman 69.

 1. Sedekah kepada orang sehat — pahala 10 kali lipat

"Wahidatun bi ‘asyarah, wa hiya ‘ala shahihil jism."

(Satu sedekah yang diberikan kepada orang sehat berpahala sepuluh kali lipat.)

Makna:

Memberi kepada orang yang sehat jasmani tetap berpahala, meski mereka mungkin masih mampu bekerja. Pahala ini menunjukkan bahwa niat ikhlas dan keumuman manfaat menjadi ukuran utama.

Contoh:

Memberi minuman atau makanan kepada teman, berbagi sembako saat kegiatan sosial, atau menyumbang pembangunan fasilitas umum.

 Hikmah:

Melatih kepekaan sosial dan mempererat ukhuwah antar sesama tanpa melihat status.


 2. Sedekah kepada orang buta atau cacat — pahala 90 kali lipat

 "Wahidatun bitis‘īna, wa hiya ‘alal a‘mā wal mubtalā."

Makna:

Memberi kepada mereka yang memiliki kekurangan fisik menunjukkan kasih sayang yang tinggi. Mereka termasuk golongan yang sulit berusaha seperti orang pada umumnya.

Contoh:

Memberikan alat bantu jalan, membantu penyandang disabilitas, atau mendukung pelatihan kerja bagi difabel.

 Hikmah:

Menumbuhkan empati mendalam dan rasa syukur atas nikmat sehat yang dimiliki.


 3. Sedekah kepada kerabat yang membutuhkan — pahala 900 kali lipat

 "Wahidatun bitis‘mi’ah, wa hiya ‘ala dzī qarābah muhtāj."

 Makna:

Sedekah kepada keluarga miskin memiliki dua keutamaan: menyambung silaturahmi dan membantu sesama. Karena itu, pahalanya jauh lebih besar.

 Contoh:

Membantu biaya sekolah keponakan yatim, menanggung kebutuhan keluarga yang sedang kesulitan, atau mengirim bantuan untuk saudara di kampung.

 Hikmah:

Menumbuhkan keharmonisan keluarga, menghilangkan iri hati, dan memperkuat ikatan darah dalam ridha Allah.


 4. Sedekah kepada kedua orang tua — pahala 100.000 kali lipat

Wahidatun bimi’ati alf, wa hiya ‘alal abawain."

Makna:

Orang tua adalah sebab keberadaan kita dan telah berkorban sejak lahir hingga dewasa. Karena itu, berbakti kepada orang tua melalui sedekah mendatangkan pahala yang luar biasa besar.

Contoh:

Memberi nafkah, membantu kebutuhan sehari-hari mereka, atau mengirim hadiah kecil yang membuat hati mereka senang.

Hikmah

Mendatangkan ridha Allah, membuka pintu rezeki, dan menjadi sumber keberkahan hidup dunia akhirat.


5. Sedekah kepada ulama atau ahli fikih — pahala 900.000 kali lipat

 "Wahidatun bitis'i miatialf, wa hiya ‘alā ‘ālim aw faqīh."

 Makna:

Ulama dan ahli fikih adalah penjaga agama, penyampai ilmu, dan penerus perjuangan para nabi. Memberi kepada mereka berarti mendukung keberlangsungan ilmu dan dakwah.

 Contoh:

Memberi hadiah kepada guru ngaji, membantu pondok pesantren, atau mendukung kegiatan dakwah dan pendidikan Islam.

 Hikmah:

Menjadi jalan turunnya keberkahan ilmu, memperkuat lembaga keilmuan Islam, dan mengalirkan pahala jariyah tanpa henti.

 

Kesimpulan

Imam As-Suyuthi mengajarkan bahwa nilai sedekah tidak hanya diukur dari jumlah harta, tetapi juga kepada siapa sedekah itu diberikan. Semakin tinggi kedudukan orang yang menerima (dalam pandangan syariat dan akhlak), semakin besar pula pahala yang dijanjikan.

Sedekah kepada orang tua dan ulama mendapat tempat tertinggi, karena keduanya menjadi sebab kebaikan dunia dan akhirat.

Mari jadikan sedekah sebagai bagian dari gaya hidup harian. Mulailah dari yang kecil — senyum, bantuan tenaga, atau doa. Karena sedekah yang tulus akan menjadi cahaya di dunia dan tabungan di akhirat.

 “Tidak akan berkurang harta karena sedekah.”

(HR. Muslim)

Baca selengkapnya ...

23 October 2025

Resume Materi Bahasa Indonesia Kelas 3 MI


Merumuskan Ide Pokok dan Menyebutkan Masalah yang Dihadapi Tokoh Cerita

A. Pengertian Ide Pokok

Ide pokok adalah gagasan utama atau pokok pikiran yang menjadi inti dari sebuah paragraf.


Biasanya ide pokok berisi hal yang paling penting yang ingin disampaikan oleh penulis.

Ciri-ciri ide pokok:

1. Mengandung inti pembahasan dari paragraf.

2. Dapat ditemukan di awal, tengah, atau akhir paragraf.

3. Jika kalimat pendukung dihapus, makna utama masih bisa dipahami.

4. Tidak terlalu panjang, hanya berupa satu gagasan utama.

Contoh: Paragraf:

       Setiap hari Rina membantu ibu menyapu halaman rumah. Ia melakukannya dengan senang hati agar rumah terlihat bersih dan rapi.

 Ide pokoknya: Rina rajin membantu ibu membersihkan rumah.

B. Cara Menemukan Ide Pokok

1. Baca seluruh paragraf dengan cermat.

2. Tentukan kalimat utama yang berisi hal pokok.

3. Abaikan kalimat penjelas yang hanya mendukung ide utama.

4. Rumuskan ide pokok dengan bahasa sendiri agar lebih mudah dipahami.

C. Pengertian Tokoh dan Masalah dalam Cerita

Dalam sebuah cerita terdapat tokoh, yaitu orang atau makhluk yang melakukan peran dalam cerita.

Tokoh biasanya mengalami masalah atau konflik yang menjadi bagian penting dari jalan cerita.

Masalah tokoh adalah halangan, kesulitan, atau tantangan yang dihadapi oleh tokoh dalam mencapai tujuannya.

Contoh: Cerita:

Dika ingin memenangkan lomba menggambar. Namun, pensil warnanya hilang sehingga ia sedih dan hampir menyerah.

 Masalah tokoh: Dika kehilangan pensil warna sehingga tidak bisa menggambar.

D. Cara Menyebutkan Masalah Tokoh Cerita

1. Baca dan pahami isi cerita.

2. Kenali siapa tokohnya.

3. Perhatikan peristiwa yang membuat tokoh sedih, bingung, atau kesulitan.

4. Tuliskan masalahnya dengan kalimat sederhana.

E. Contoh Latihan Soal

1. Paragraf:

         Setiap pagi, Beni berangkat sekolah lebih awal agar tidak terlambat. Ia selalu menyiapkan tas dan buku sejak malam hari.

Apa ide pokok paragraf tersebut?

Jawaban: Beni rajin berangkat sekolah lebih awal.

2. Cerita:

        Sinta ingin membantu ibunya memasak, tetapi ia tidak bisa menyalakan kompor.

 Apa masalah yang dihadapi tokoh?

Jawaban: Sinta tidak bisa menyalakan kompor.

F. Kesimpulan

Ide pokok adalah inti dari paragraf atau gagasan utama yang dibahas penulis.

Masalah tokoh adalah kesulitan yang dialami tokoh dalam cerita.

Untuk memahami teks dengan baik, kita perlu bisa menemukan ide pokok dan menyebutkan masalah tokoh dengan tepat.

-------------------------------------------------

A. Soal Pilihan Ganda

(Pilihlah jawaban yang paling tepat!)

1. Ide pokok adalah ...

a. kalimat yang paling panjang dalam paragraf

b. inti atau pokok pikiran dari suatu paragraf

c. kata yang paling sering diulang

d. kalimat penjelas paragraf

Jawaban: b

2. Kalimat utama dalam paragraf biasanya berisi ...

a. hal-hal yang tidak penting

b. contoh-contoh dari topik

c. inti dari pembahasan paragraf

d. perasaan penulis

Jawaban: c

3. Paragraf:

         Setiap hari, Dita menyiram bunga di halaman rumah. Ia ingin bunganya tumbuh subur dan indah.

Ide pokok paragraf di atas adalah …

a. Dita suka bermain di halaman

b. Dita menyiram bunga setiap hari

c. Dita membeli bunga baru

d. Dita menanam pohon mangga

Jawaban: b

4. Cara menemukan ide pokok adalah dengan …

a. membaca cepat tanpa memahami

b. membaca lalu menulis semua kalimat

c. membaca dan mencari kalimat utama

d. menghapus semua kalimat penjelas

Jawaban: c

5. Tokoh dalam cerita adalah …

a. tempat terjadinya peristiwa

b. orang yang menceritakan kisah

c. orang atau hewan yang berperan dalam cerita

d. waktu kejadian berlangsung

Jawaban: c


6. Masalah tokoh dalam cerita berarti …

a. hal lucu yang dialami tokoh

b. peristiwa menyenangkan

c. kesulitan atau hambatan yang dialami tokoh

d. keinginan tokoh dalam cerita

Jawaban: c

7. Cerita:

          Lani ingin mengikuti lomba mewarnai di sekolah. Namun, krayonnya tertinggal di rumah

Masalah yang dihadapi Lani adalah …

a. Lani tidak bisa menggambar

b. Krayon Lani tertinggal di rumah

c. Lani tidak suka lomba

d. Lani sakit

Jawaban: b


8. Paragraf:

 Ayah menanam pohon mangga di belakang rumah. Ia merawatnya dengan menyiram dan memberi pupuk setiap minggu.

Ide pokok paragraf di atas adalah …

a. Ayah membeli pupuk di toko

b. Ayah merawat pohon mangga dengan baik

c. Ayah menyiram bunga setiap hari

d. Pohon mangga tumbuh di depan rumah

Jawaban: b


9. Tokoh utama dalam cerita biasanya …

a. muncul di awal saja

b. jarang terlihat

c. mengalami banyak peristiwa penting

d. tidak berperan penting

Jawaban: c


10. Cerita

           Edo ingin membantu ibunya mencuci piring, tetapi ia menjatuhkan piring hingga pecah.

Masalah yang dihadapi Edo adalah …

a. Edo tidak mau membantu ibu

b. Edo menjatuhkan piring hingga pecah

c. Edo pergi ke dapur

d. Edo mencuci piring dengan sabun

Jawaban: b


 B. Soal Uraian

(Jawab pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!)

1. Apa yang dimaksud dengan ide pokok?

2. Bagaimana cara menemukan ide pokok dalam paragraf?

3. Siapa yang dimaksud dengan tokoh dalam cerita?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan masalah yang dihadapi tokoh cerita!

5. Cerita:

Riko ingin bermain bola di lapangan, tetapi hujan turun sangat deras.

Apa masalah yang dihadapi Riko?


Baca selengkapnya ...

16 October 2025

Kalimat Ajaib untuk Menumbuhkan Akhlak Mulia pada Anak


Dalam dunia pendidikan, akhlak merupakan pondasi utama yang membentuk kepribadian anak. Ilmu tanpa akhlak ibarat pohon tanpa buah — tinggi, namun tak memberi manfaat. Karena itu, pendidikan akhlak harus dimulai sejak dini, baik di rumah, sekolah, maupun madrasah.


Salah satu cara sederhana namun efektif untuk menanamkan akhlak adalah melalui “kalimat ajaib”, yaitu ucapan-ucapan singkat yang mengandung nilai sopan santun, kasih sayang, dan penghargaan terhadap sesama.

Ada beberapa kalimat ajaib yang sebaiknya dibiasakan oleh anak dalam kehidupan sehari-hari. Meskipun tampak sederhana, kata-kata ini dapat membentuk karakter yang santun, rendah hati, dan berakhlak mulia.

 1. Tolong

Kata “tolong” menunjukkan rasa hormat dan kesadaran bahwa kita membutuhkan bantuan orang lain. Ajarkan anak untuk selalu mengucapkan “tolong” sebelum meminta sesuatu, agar tumbuh sikap sopan dan tidak merasa berhak atas segala hal.

 Contoh: “Tolong ambilkan buku, ya!”


2. Terima Kasih

Ucapan “terima kasih” adalah bentuk rasa syukur dan penghargaan kepada orang lain. Dengan membiasakan kata ini, anak belajar menghargai setiap kebaikan, sekecil apa pun.

 Contoh: “Terima kasih sudah membantu saya, Bu.”


3. Maaf

Kata “maaf” memiliki kekuatan besar dalam menjaga hubungan dan menghapus kesalahan. Anak yang terbiasa meminta maaf akan tumbuh menjadi pribadi rendah hati dan tidak egois.

Contoh: “Maaf, saya tidak sengaja menabrak.”


 4. Permisi

Kata “permisi” melatih anak untuk menghargai privasi dan kenyamanan orang lain. Mengucapkannya sebelum masuk ruangan atau melewati orang lain adalah bentuk akhlak sopan santun yang tinggi.

 Contoh: “Permisi, boleh saya lewat?”


5. Bismillah dan Alhamdulillah

Kedua kata ini menanamkan nilai keimanan yang kuat.

“Bismillah” mengajarkan anak untuk memulai segala aktivitas dengan niat baik dan mengingat Allah.

“Alhamdulillah” mengajarkan rasa syukur atas hasil apa pun yang diperoleh.



 6. Salam

Ucapan “Assalamu’alaikum” bukan sekadar sapaan, tapi doa keselamatan bagi sesama. Dengan membiasakannya, anak belajar menebar kedamaian dan cinta kasih.


Dalam format yang lain, madrasah juga bisa menerapkan konsep 5 S 

Senyum, Salam, Sapa dan Sopan Santun

Selain kalimat -kalimat utama di atas, berikut beberapa kalimat bijak yang bisa memotivasi pendidikan akhlak anak di madrasah:

“Adab lebih tinggi dari ilmu.”

“Jujur itu berani.”

“Senyummu adalah ibadah.”

“Hormati guru, niscaya ilmumu berkah.”

“Allah selalu melihat, meski tak ada yang memperhatikan.”


Kalimat-kalimat tersebut dapat ditempel di dinding kelas, dibacakan dalam apel pagi, atau dijadikan tema harian agar anak terbiasa dengan nilai-nilai luhur dalam keseharian.

Mendidik akhlak anak bukan sekadar mengajarkan teori, melainkan menanamkan kebiasaan kecil yang membentuk hati dan perilaku. Kalimat ajaib seperti tolong, maaf, permisi, dan terima kasih adalah kunci sederhana untuk membangun generasi yang beradab dan berkarakter.

Mari bersama-sama — orang tua, guru, dan masyarakat — membiasakan anak untuk berkata baik, berperilaku santun, dan meneladani akhlak Rasulullah ﷺ dalam setiap langkahnya.

 “Pendidikan akhlak tidak dimulai dari buku, tetapi dari ucapan dan teladan setiap hari.”


Baca selengkapnya ...

11 October 2025

Upacara Pemberangkatan Kontingen Kudus dalam Pekan Madaris RMI NU Jawa Tengah

 

Kudus, 11 Oktober 2025 — Suasana penuh semangat dan kekhidmatan menyelimuti Musholla Kantor PCNU Kabupaten Kudus pada Sabtu pagi, 11 Oktober 2025. Tepat pukul 10.00 WIB, dilaksanakan Upacara Pemberangkatan Kontingen Pekan Madaris RMI NU Kabupaten Kudus yang akan berlaga di ajang Pekan Madaris RMI NU Jawa Tengah 2025 di Kabupaten Jepara.

Acara dibuka dengan pembacaan tahlil singkat sebagai bentuk doa bersama untuk keselamatan dan keberkahan perjalanan para peserta. Setelah itu, rangkaian dilanjutkan dengan sambutan-sambutan dari para pimpinan NU dan RMI Kudus.

Dalam sambutannya, perwakilan dari RMI NU Kabupaten Kudus menyampaikan pesan inspiratif kepada para peserta.

 “Adik-adik yang saya banggakan karena kalianlah yang ikut menjaga dan merawat tradisi Kota Kudus sebagai Kota Santri. Tunjukkan bahwa santri Kudus mampu berprestasi di tingkat Jawa Tengah,” ujarnya penuh semangat.

Beliau juga menyampaikan harapan agar kontingen Kudus dapat meraih hasil terbaik dan membawa pulang prestasi membanggakan untuk daerah tercinta. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada BAZNAS Kabupaten Kudus atas dukungan dan partisipasinya dalam memberangkatkan para peserta.


Selanjutnya, KH Assrofi Masyito Ketua PCNU Kabupaten Kudus turut memberikan sambutan sekaligus suntikan motivasi kepada seluruh kontingen.

Dengan pekik semangat “Kudus menang, Kudus juara! Kita harus punya semangat dan tekad kuat untuk menjadi juara,” tegasnya.

Beliau berharap agar para santri yang berangkat tidak hanya berkompetisi untuk menang, tetapi juga menjadi penerus yang membanggakan Kudus dan mampu menjadi duta santri yang membawa nama baik daerah di tingkat provinsi.

Menjelang keberangkatan, acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh KH Shodiqun, mewakili BAZNAS Kabupaten Kudus. Doa bersama tersebut menjadi penutup yang penuh harapan agar seluruh peserta diberikan keselamatan, kelancaran, dan kesuksesan selama mengikuti kegiatan Pekan Madaris di Jepara


Semangat untuk Kontingen Kudus! Dengan semangat Kudus Menang, Kudus Juara, para peserta diberangkatkan menuju Jepara, membawa harapan besar untuk mengharumkan nama Kudus sebagai Kota Santri yang berprestasi dan berbudaya.

Baca selengkapnya ...

09 October 2025

Resume Materi Bahasa Jawa Kelas 3 MI

Mata pelajaran Bahasa Jawa kelas 3 bertujuan ngenalake (memperkenalkan) siswa marang kabudayan Jawa liwat maca, nulis, lan nyerita. Saka pelajaran iki, bocah-bocah diharapake luwih tresna marang basa lan budaya Jawa. Adhedhasar kisi-kisi Asesmen Sumatif Bersama (ASB) 2025/2026, materi utama sing diajarke ana papat: cerita rakyat (cerkak rakyat) lan wacan deskripsi (wacan diskripsi).


Mahami Cerita Rakyat

Cerita rakyat yaiku dongeng utawa crita sing asalé saka masyarakat, diturunake saka generasi siji menyang liyane kanthi lisan.

Ciri-ciri cerita rakyat:

  • Anonim (pengarang ora dikenal)

  • Statis (isiné ora owah-owah)

  • Nyebar liwat tuturan

  • Ngandhut piwulang (amanat)

  • Kadhangkala ngandhut unsur fabel utawa legenda

Jenis-jenis cerita rakyat:

  • Fabel: cerita sing tokohé kéwan, kayata Kancil lan Buaya.

  • Legenda: crita sing nyritakake asal-usul panggonan utawa kedadeyan, kayata Legenda Banyuwangi.


Maca Cerita Rakyat

Siswa diajak maca teks legenda, contoné Legenda Banyuwangi.
Saka crita iki, siswa bisa:

  • Nemtokake judhul crita

  • Ngenali tokoh (Sri Tanjung, Sidapeksa, Sulakrama)

  • Nglacak watak tokoh (tresna, curiga, jahat, lugu, sabar)

  • Nemu amanat utawa pesen moral saka crita


Nyeritaake Cerita Rakyat

Saka maca mau, siswa uga diajar nyeritaake maneh nganggo bahasane dhewe. Ing kéné, siswa kudu ngerti unsur-unsur cerita rakyat:

  • Tokoh: pelaku utama

  • Latar: panggonan, wektu, lan suasana

  • Alur: jalane crita

  • Amanat: piwulang sing bisa dijupuk

  • Watak: sipat utawa karakter tokoh


Ngenal Wacan Diskripsi

Wacan diskripsi yaiku tulisan sing njlentrehake utawa nglukisake sawijining obyek supaya pamaca bisa mbayangake kanthi cetha.

Struktur wacan diskripsi:

  1. Identifikasi → ngenalake obyek sing arep diterangake

  2. Klasifikasi → nerangake kategori utawa jinis obyek

  3. Deskripsi bagian → njlentrehake rincian obyek

Contoné teks deskripsi:

“Burung Kepodhang Emas nduwèni wulu kuning emas sing padhang, paruhé abang, lan swarané merdu. Burung iki dadi maskot Provinsi Jawa Tengah.”

Macam-macam wacan diskripsi:

  • Deskripsi benda

  • Deskripsi kéwan

  • Deskripsi panggonan

  • Deskripsi wong


Nulis Wacan Diskripsi

Siswa dilatih nulis teks deskripsi saka gambar utawa benda sing ana ing sekitaré. Bisa uga nulis cangkriman (teka-teki) nganggo basa deskripsi.
Tuladha:

“Kuwi wujudé bundher, digawa mlaku, yen panas dibuka. Apa iku?” (Payung)


Latihan Soal Pilihan Ganda Bahasa Jawa Kelas 3

  1. Apa sing diarani cerita rakyat?
    A. Crita saka buku anyar
    B. Crita sing diwarisake turun-temurun
    C. Crita saka televisi
    D. Crita saka internet
    (B)

  2. Sapa sing nulis cerita rakyat?
    A. Ora dingerteni
    B. Penulis kondhang
    C. Guru
    D. Murid
    (A)

  3. Cerita fabel isiné babagan …
    A. Manungsa
    B. Kéwan
    C. Gunung
    D. Pahlawan
    (B)

  4. Cerita “Legenda Banyuwangi” kalebu jinis …
    A. Fabel
    B. Legenda
    C. Dongeng
    D. Tembang
    (B)

  5. Ciri cerita rakyat yaiku …
    A. Ana pengarangé
    B. Dadi berita
    C. Anonim lan diwarisake lisan
    D. Ditulis nganggo basa asing
    (C)

  6. Ciri cerita rakyat “statis” tegesé …
    A. Gampang owah
    B. Ora owah-owah sanajan wektu suwi
    C. Ganti pengarang saben taun
    D. Critané durung rampung
    (B)

  7. Tujuan utama cerita rakyat yaiku …
    A. Gawe rame
    B. Mènèhi piwulang lan hiburan
    C. Nggurui bocah
    D. Nglatih nembang
    (B)

  8. Tuladha cerita fabel yaiku …
    A. Rara Jonggrang
    B. Timun Mas
    C. Kancil lan Buaya
    D. Jaka Tarub
    (C)

  9. Cerita rakyat sing nerangake asal-usul sawijining panggonan disebut …
    A. Fabel
    B. Legenda
    C. Dongeng
    D. Carita
    (B)

  10. Crita rakyat bisa nyebar marang masyarakat kanthi …
    A. Buku
    B. Internet
    C. Tuturan utawa lisan
    D. Surat kabar
    (C)

  1. Judhul crita sing dibahas yaiku …
    A. Legenda Danau Toba
    B. Legenda Banyuwangi
    C. Legenda Prambanan
    D. Legenda Merapi
    (B)

  2. Salah siji tokoh ing “Legenda Banyuwangi” yaiku …
    A. Ande-Ande Lumut
    B. Sri Tanjung
    C. Malin Kundang
    D. Roro Jonggrang
    (B)

  3. Wataké Sulakrama yaiku …
    A. Jujur
    B. Curiga lan jahat
    C. Pinter
    D. Lugu
    (B)

  4. Wataké Sidapeksa yaiku …
    A. Setya marang bojone
    B. Jahat banget
    C. Ora gelem kerja
    D. Pemalas
    (A)

  5. Amanat sing bisa dijupuk saka crita iku yaiku …
    A. Aja gampang percaya omongan wong liya
    B. Aja seneng mangan
    C. Aja sekolah
    D. Aja dolanan
    (A)

  1. Unsur utama ing cerita rakyat yaiku …
    A. Ukuran buku
    B. Tokoh, alur, latar, amanat
    C. Jenis tulisan
    D. Basa Inggris
    (B)

  2. Tegesé “latar” yaiku …
    A. Jalane crita
    B. Panggonan, wektu, lan suasana kedadeyan
    C. Jeneng tokoh
    D. Amanat
    (B)

  3. “Amanat” ing crita yaiku …
    A. Piwulang sing arep disampeake
    B. Jeneng tokoh
    C. Latar wektu
    D. Alur crita
    (A)

  4. “Watak” tegesé …
    A. Sipat utawa tabiat tokoh
    B. Jeneng kutha
    C. Latar panggonan
    D. Basa sing digunakake
    (A)

  5. “Alur” tegesé …
    A. Jalane utawa runtutane kedadeyan
    B. Jeneng pengarang
    C. Jumlah paragraf
    D. Warna latar
    (A)

  1. Wacan diskripsi tegesé …
    A. Teks sing njelasake utawa nglukisake sawijining obyek
    B. Teks sing isiné dialog
    C. Teks perintah
    D. Teks teka-teki
    (A)

  2. Struktur utama wacan diskripsi yaiku …
    A. Identifikasi, klasifikasi, deskripsi bagian
    B. Pendahuluan lan penutup
    C. Tanggapan lan sanggahan
    D. Alur lan amanat
    (A)

  3. Tuladha struktur “identifikasi” yaiku …
    A. Njenengake utawa ngenalake obyek sing dijlentrehake
    B. Mènèhi amanat
    C. Nglukisake perasaan
    D. Nglacak tokoh
    (A)

  4. “Klasifikasi” tegesé …
    A. Nemtokake jinis utawa kelompok sawijining obyek
    B. Nerangake piwulang
    C. Nyritakake perasaan
    D. Nglukisake watak
    (A)

  5. “Deskripsi bagean” tegesé …
    A. Nerangake rincian utawa ciri-ciri obyek
    B. Nulis ringkesan
    C. Nyebutake jeneng
    D. Nyritakake kejadian
    (A)

  1. Maskot Provinsi Jawa Tengah yaiku …
    A. Garuda
    B. Kepodhang Emas
    C. Elang Jawa
    D. Burung Merpati
    (B)

  2. Jeneng latin Kepodhang Emas yaiku …
    A. Oriolus chinensis
    B. Felis catus
    C. Canis familiaris
    D. Bubalus bubalis
    (A)

  3. Kepodhang Emas nduwèni wulu warna …
    A. Abang
    B. Ijo
    C. Kuning emas
    D. Ireng
    (C)

  4. Umur pira Kepodhang Emas wiwit nduwèni warna kuning emas?
    A. Rong taun
    B. Sawisé umur setaun
    C. Umur telung dina
    D. Umur sepuluh taun
    (B)

  5. Panjang awak Kepodhang Emas watara …
    A. 15 cm
    B. 25 cm
    C. 30 cm
    D. 45 cm
    (B)

  6. Burung Kepodhang Batu nduwèni warna …
    A. Kuning emas
    B. Ijo peteng
    C. Abang
    D. Biru
    (A)

  7. Kepodhang Emas ngalami sepira owah warna sajrone uripé?
    A. Sekali
    B. Kaping pindho
    C. Kaping telu
    D. Ora owah
    (B)

  8. Ciri khas Kepodhang yaiku …
    A. Suarane banter banget
    B. Wulune kuning emas lan paruh abang
    C. Doyan iwak
    D. Bisa ngucap
    (B)

  1. Ana pira macem-macem wacan diskripsi?
    A. Loro
    B. Telu
    C. Papat
    D. Lima
    (C)

  2. Wacan sing nerangake kéwan kalebu …
    A. Deskripsi benda
    B. Deskripsi panggonan
    C. Deskripsi kéwan
    D. Deskripsi wong
    (C)

  3. Wacan sing njlentrehake watak lan tumindake wong klebu …
    A. Deskripsi wong
    B. Deskripsi benda
    C. Deskripsi panggonan
    D. Deskripsi perasaan
    (A)

  4. Yen dituduhake gambar kebon kembang, jenis wacan sing pas yaiku …
    A. Deskripsi panggonan
    B. Deskripsi benda
    C. Deskripsi wong
    D. Fabel
    (A)

  5. Kalimat “Burung iku nduwèni swara merdu lan wulu kuning padhang” klebu …
    A. Deskripsi bagian
    B. Identifikasi
    C. Amanat
    D. Alur
    (A)

  6. Tembung “cangkriman” tegesé …
    A. Teka-teki
    B. Cerita rakyat
    C. Geguritan
    D. Parikan
    (A)

  7. Tujuan nulis wacan diskripsi yaiku …
    A. Supaya pamaca bisa mbayangake kanthi cetha
    B. Supaya bisa nyanyi
    C. Supaya bisa ngelmu
    D. Supaya bisa nembang
    (A)


Soal Uraian

  1. Apa sing diarani cerita rakyat? Tulisen nganggo bahasamu dhewe!

  2. Sebutna unsur-unsur utama ing cerita rakyat!

  3. Tulisen apa tegesé fabel lan wenehana conto!

  4. Jelaskna apa tegesé wacan diskripsi!

  5. Sebutna struktur wacan diskripsi lan contoné!

  6. Gawe conto teks deskripsi ringkes babagan kéwan utawa panggonan sing kowe senengi!

 

Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Kabarmadrasah.com